Bab. 38

3.9K 400 35
                                    

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!


Jangan lupa vote dan komentarnya yaaa

HAPPY READING (╹◡╹)♡

# Bab. 38

Di dapur rumahnya, Reva sedang berpikir menu apa yang akan ia masak untuk sarapan. Reva berjalan menuju ke kulkas mencari sesuatu yang bisa ia masak. "Nasi goreng aja kalik ya? Kok gue jadi rempong begini sih ah! Biasanya masak mah tinggal masak doang," monolog Reva mengacak rambutnya kesal.

Tanpa berbicara lagi, Reva menyiapkan bumbu yang ingin ia gunakan untuk memasak nasi goreng. Selang beberapa menit wanita itu sudah mulai menghidupkan kompor dan menumis bumbu. Ketika sedang sibuk dengan kegiatannya, ada suara salam dari luar membuat Reva buru-buru keluar karena yang datang adalah suaminya, baru saja pulang dari sholat subuh.

"Assalamualaikum!"

"Wa'alaikumussalam!" jawab Reva membuka pintu kemudian mengecup punggung tangan Arka.

Arka mengecup dahi Reva lalu duduk di sofa, dia juga menaruh sebuah kantong plastik di meja ruang tengah. Reva ikut duduk di sebelah sang suami. "Kok baru pulang dari mana aja?" tanya Reva penasaran, dia lalu membuka kantong plastik tersebut.

"Dari warung bubur yang untung aja habis subuh udah buka," ujar Arka.

"Kok beli bubur? Aku udah masak loh," ucap Reva dengan muka masam.

"Reva, kan tadi sebelum ke masjid aku udah bilang, gak perlu bikin sarapan," timpal Arka mengusap rambut istrinya.

Hening sejenak karena keduanya mengendus sesuatu yang membuat Reva melotot. "Nasi goreng aku!" teriak Reva sambil berlari menuju dapur.

"REVA, JANGAN LARI!" bentak Arka spontan melihat Reva yang berlari. Dia berdiri dengan dada yang naik turun menatap geram istrinya.

Langkah Reva terhenti di depan pintu dapur, dia terkejut dengan bentakan Arka. Ini pertama kalinya Arka membentak dirinya.

"Kalau ada suami ngomong itu dengerin! Aku udah bilang gak usah masak yaudah, jadi gosong gini kan," omel Arka berjalan untuk mematikan api kompor yang menyala, pria itu melewati Reva yang terpaku. Bahkan mata wanita itu sudah berkaca-kaca, tetapi Arka belum menyadari.

"Maaf," lirih Reva menunduk, dia berbalik melangkah ke kamar sambil terisak. Dulu Reva memang sering dibentak oleh orang tuanya, tetapi dengan Arka ini adalah pertama kalinya dan cukup membuat Reva takut. Mungkin saja Arka sudah tidak tahan dengan sikapnya yang selalu seenaknya.

Menyadari kalau istrinya menangis, Arka menghela napas. Dia tidak berniat marah, tetapi semuanya ia lakukan demi Reva dan bayi yang ada di kandungan wanita itu. Arka bergegas mengejar istrinya. Di dalam kamar, Arka mendengar isakan Reva yang sembunyi di bawah selimut.

"Rev?" panggil Arka, dia duduk di pinggir kasur menatap selimut yang menutupi seluruh tubuh Reva.

"Maaf ya? Aku gak bermaksud bentak kamu, tadi aku panik liat kamu lari. Kalau kamu gak lagi hamil, aku gak akan panik, Rev," bujuk Arka.

Reva tidak menjawab. Wanita itu masih menangis di balik selimut membuat hati Arka ikut sakit. Apa dia terlalu berlebihan hingga membuat istrinya sedih? 
"Sayang? Maafin babe ya? Udah yuk ngambeknya nanti lagi, ini udah siang. Kamu gak mau sekolah?" lanjut Arka, kini dia berusaha membuka selimut yang dipegang erat istrinya.

"Aku bukan marah sama kamu, Sayang, tapi aku takut kamu kenapa-napa. Itu aja."

Di balik selimut yang menutup tubuh Reva, tiba-tiba dia merasakan sakit di bagian kepala dan rasa tidak enak di perut. Reva membungkam mulutnya dan segera ke wastafel yang ada di dapur untuk mengeluarkan isi perutnya.

REVARKA [Revisi]Where stories live. Discover now