Bab. 48

3.4K 339 16
                                    

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!



Happy Reading  ⌒ ‿ ⌒ 

#Bab. 48

Reva melipat bibirnya karena kesal dengan Arka yang melarangnya untuk berangkat sekolah. Reva berdiri dari duduknya berjalan mendekati Arka yang sedang berdiri di depan kaca merapikan kemeja sekolahnya. "Sayang, aku bosen kalau di rumah sendiri," bujuk Reva memeluk suaminya dari belakang. Malu tidak malu dia harus melakukan ini demi berangkat sekolah.

Arka menghela napas lalu berbalik menghadap Reva. "Nanti kamu bisa minta tolong sama mama atau bunda buat temenin kamu. Oke?"

"Ck, ish! Lagian kamu kenapa tiba-tiba nyuruh aku buat libur sih?!" tanya Reva kesal, dia melepaskan pelukannya pada Arka.

Ibu jari Arka mengusap lembut pipi istrinya. "Aku mau kamu istirahat, Sayang, apalagi nanti ada pelajaran olahraga. Setelah kamu baik-baik aja, kamu boleh berangkat sekolah lagi," jawab Arka.

"Sekarang aku gak papa kok!" seru Reva memasang raut wajah memohon.

"Gak papa gimana? Kemarin perut kamu kram. Nurut ya," tutur Arka mengecup lama kening sang istri.

Setelah menghela napas lelah, Reva mengangguk pasrah. "Oke, sehari aja ya? Besok aku berangkat! Bentar lagi ujian."

Arka mengangguk, dia mengusap lembut pucuk kepala Reva. "Good, yang penting sekarang kamu istirahat! Gak usah ngapa-ngapain, gak perlu masak, makanan udah ada. Intinya kamu duduk nyaman di rumah aja!" tegas Arka mendapat anggukan sang istri.

"Iya, tapi nanti kamu langsung pulang ya?"

"Siap, Sayang! Yaudah, aku berangkat. Inget, jangan banyak gerak! Kalau bosen, nanti coba telepon bunda atau mama minta ditemenin. Telepon aku kalau kangen," pesan Arka mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum menggoda.

"Gak kangen!" seru Reva mengikuti suaminya keluar dari kamar menuju ke teras rumah. Wajah cemberut Reva membuat Arka terkekeh, tangannya bergerak mencubit pelan pipi sang istri.

"Jangan cemberut, tambah jelek!"

"Bodo! Udah sana berangkat!" ujar Reva kesal.

"Iya, Sayang. Assalamualaikum!"

Reva mengecup punggung tangan suaminya. "Wa'alaikumussalam."

Setelah mencium kening Reva, Arka berbalik dan mengendarai motornya pergi ke sekolah. Sedangkan Reva masih berdiri di teras menatap motor Arka yang mulai menjauh. "Arka nyuruh gue gak masuk bukan karena dia selingkuh, 'kan? Ah, kok gue berpikir negatif gini sih?!" gumam Reva.

Kemudian Reva kembali masuk ke rumah, dia duduk di sofa dan menyalakan televisi. "Kalau Arka beneran selingkuh gimana? Dia ketemuan sama cewek di belakang gue? Huaa, jahat kamu, Ar!" rengek Reva mencengkeram erat bantal sofa dengan mata yang berkaca-kaca.

Ketika pikiran Reva masih memikirkan hal yang terlintas di otak, handphonenya yang ada di kantong celana berbunyi. Dia bergegas mengangkat telepon video yang dilakukan oleh ibu mertuanya.

"Halo. Assalamualaikum, Sayang, apa kabar?"

"Wa'alaikumussalam, Bunda! Alhamdulillah Reva baik, bunda sekeluarga gimana?" tanya Reva tersenyum menatap kamera ponselnya.

"Alhamdulillah, kita semua baik-baik aja. Kata Arka kamu di rumah sendiri, bener, Nak?"

Reva mengangguk. "Iya, Bun! Arka maksa Reva buat gak berangkat. Bunda ... Arka gak mungkin selingkuh kan? Reva takut," cicit Reva memegang erat roknya, pandangannya menatap bawah tidak berani menatap wajah ibu mertuanya yang muncul di layar ponsel.

REVARKA [Revisi]Where stories live. Discover now