Seokjin benar, Yoongi mungkin memang tahu bagaimana kondisi fisik Hoseok hingga dirinya begitu khawatir melihat Hoseok yang memaksakan tubuhnya. Tapi, Yoongi tak tahu apapun tentang hati sang adik. Yoongi tak akan pernah tahu.
***
Jimin rasa dirinya sudah berlari secepat yang dirinya bisa. Bahkan ia sengaja melewati tangga darurat dan mencari setiap inci sudut rumah sakit yang tertangkap matanya. Tapi presensi kakaknya benar-benar tak terlihat sama sekali. Ia hampir berteriak frustasi karena panik akan bayangannya sendiri.
Bagaimana jika terjadi hal buruk pada Hoseok?
Bahkan rasanya Jimin sudah ingin menangis karena tak menemukan setitik saja pertanda dimana sang kakak berada. Hingga akhirnya terlintas satu tempat yang seharusnya sedari awal ia pikirkan. Sosoknya bahkan sudah mulai berlari kembali menaiki tangga yang sebelumnya ia lewati karena hatinya tak bisa sabar jika harus menunggu lift.
Tungkainya mulai terasa lelah ketika sedikit lagi ia mencapai pintu itu. Nafasnya tersenggal begitu parah ketika akhirnya kedua tangannya berhasil mencapai pegangan pintu. Tanpa berpikir panjang dirinya segera menggeser pintu itu dan masuk tanpa peduli apapun lagi.
Helaan nafas memburunya tiba-tiba saja tertahan ketika akhirnya netranya menemukan sang kakak. Dugaan Jimin benar. Hoseok ada di ruangannya. Ruang rawatnya. Namun yang membuat sosoknya kini menahan nafas sesak dan perlahan meluncurkan cairan bening dari sudut matanya adalah karena dihadapannya, Hoseok tengah menangis tersedu.
Sosok itu terduduk pada sofa coklat disana. Kedua tangannya menutup seluruh wajah tapi bahunya terlihat jelas bergetar hebat. Hoseok bahkan tak menahan sedikitpun isakannya meski menyadari kini ada sosok lain yang berada didekatnya.
Tanpa kata Jimin segera menghambur memeluk sang kakak. Menarik sosok itu kedalam dekapannya persis seperti apa yang semalam Hoseok lakukan padanya. Jimin mulai ikut menangis, namun sebaik mungkin mengontrolnya agar tak lagi memperparah suasana sesak yang tercipta diantara keduanya.
"Hyung, maafkan aku, hiks ... maafkan aku." Jimin gagal. Nyatanya tangisnya tak kalah parah dari sosok dalam dekapannya. Hatinya terlalu sesak dan sakit mendapati sisi rapuh dari kakaknya. Selama bertahun-tahun selalu menjadi teman sekamarnya, tak pernah sekalipun Jimin mendapati sang kakak serapuh ini. Tak pernah ia melihat Jung Hoseok menangis separah ini.
Hati Jimin rasanya teriris begitu dalam pada setiap isakan Hoseok yang terdengar oleh inderanya. Sekeras mungkin berusaha untuk menjadi penguat nyatanya Jimin tetaplah sosok yang juga butuh dikuatkan. Ia bahkan mulai merasa usahanya kini sia-sia karena bukannya berhasil menenangkan tangisan sang kakak, dirinya justru ikut menangis tak kalah hebatnya dari sang kakak.
Sedang Hoseok, kini rasanya untuk menghentikan tangisannya saja ia sudah tak sanggup. Desakan dari dalam hatinya terlalu kuat mengentaknya hingga berakhir menangis separah ini. Hoseok sadar ketika ada sosok lain yang masuk ke ruangannya dan melihat langsung bagaimana kacaunya dia. Hoseok juga sadar bahwa kini, sosok yang sedang memeluknya juga ikut menangis tak kalah parah darinya.
Tapi sayangnya Hoseok sudah tak memiliki setitikpun lagi kekuatan tersisa walau untuk membalas pelukan adiknya. Hatinya terlampau sesak. Rasanya sangat sakit. Pertahanan yang sempat Hoseok bangun untuk mencoba menyikapi semuanya dengan baik-baik dan mendengarkan semua penjelasan kedua kakaknya justru hancur tanpa sisa ketika lagi-lagi ada fakta menyakitkan lain yang menyerangnya.
Namjoon... sadar?
Apa maksudnya selama ini Namjoon juga dalam keadaan tak baik-baik saja? Jadi semuanya, benar-benar semua yang mereka katakan pada Hoseok adalah kebohongan?
YOU ARE READING
기억 MEMORY || BTS
FanfictionSemua kenangan itu tersimpan rapi di laci sudut kepalaku Semua kenangan itu seperti huruf korea 'giyeok' Permulaanku yang berharga An ordinary story between their friendship and memory Inspirasi : 💜 Puisi RM di Run BTS eps 56 ...
MEMORY || 33
Start from the beginning
