🏆 EPILOG 🏆

2.9K 268 18
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

"Percayalah, selama matahari masih bersinar maka kita masih punya harapan untuk kembali bahagia setelah badai menerpa."

~•••~

Hari ini Sania tiba-tiba saja mengajak Jane untuk makan di sebuah restoran. Katanya ini untuk merayakan keberhasilan Jane karena kemarin menjadi juara umum pertama.

Sebenarnya Jane sempat menolak tapi entah kenapa Sania terus saja memaksanya dan di sinilah mereka sekarang. Di sebuah restoran yang cukup mewah dan Jane yakin kalau makanannya pasti cukup mahal.

"Ngapain kita ke sini, sih? Emang Tante punya uang apa?" tanya Jane saat Sania terus menarik tangannya.

"Udah deh, kamu jangan pikirin itu. Sekarang kamu ikut Tante aja. Ayo jalannya cepetan," ujar Sania membuat Jane mendengus sebal.

Sania terus saja menarik tangan Jane untuk mencari sebuah meja, tapi setiap kali Jane menunjuk meja yang kosong Sania malah menolaknya.

"Bukan, bukan yang itu," ujar Sania sambil memandang ke sekeliling restoran seakan sedang mencari seseorang. "Nah, itu dia, ayo!"

Tangan Jane kembali ditarik oleh Sania menuju sebuah meja yang tidak jauh dari tempat mereka tadi dan saat mereka sudah dekat, langkah kakinya langsung terhenti. Bahkan saat Sania kembali menarik tangannya, Jane tetap bergeming.

"Maksud Tante apa, sih?" tanya Jane dengan nada sedikit kesal.

Sania menelan ludahnya lalu menatap Jane dengan penuh kasih sayang. "Udah waktunya kamu maafin mereka dan terima kenyataannya. Mereka sayang sama kamu, sama seperti kamu sayang sama mereka."

Jane tidak tahu harus berbuat apa saat Sania dengan sengaja mengajak Jane untuk bertemu dengan orang tuanya di restoran itu. Wisnu dan Shireen segera berjalan mendekati mereka dan berharap kalau gadis itu tidak akan kabur lagi.

Jane menghela napasnya sambil menatap ke arah lain. Dia tidak sanggup menatap orang tuanya saat ini. Tidak setelah dia tahu kalau dua orang itu sudah berpisah dan sudah memiliki keluarga masing-masing.

"Turunin ego kamu, ya," bisik Sania. "Tante tunggu kamu di sana." Tunjuk Sania ke salah satu meja kosong tak jauh dari mereka.

Jane tidak memandangnya saat rasa sakit di hatinya kembali terasa. Bahkan pasokan udara di sekitar Jane seakan menipis ketika Sania pergi meninggalkannya. Kini hanya ada Jane dan orang tuanya yang masih menatap ke arahnya.

"Mamah mohon kamu jangan pergi, ya," ujar Shireen sambil berjalan mendekati Jane.

Dengan susah payah Jane berusaha menurunkan egonya dan menahan rasa sakit yang dia rasakan saat ini. Jane juga memejamkan matanya dan disaat itu pula Jane merasakan tangan lembut memegangi tangannya.

Jane ingin menepis tangan itu tapi Jane berusaha untuk tidak melakukannya dan tanpa bisa menolak tubuh Jane ditarik dengan lembut ke dalam pelukan seorang Ibu yang selama ini dia rindukan.

Air mata Jane langsung mengalir begitu saja, begitu juga Shireen yang mulai menangis saat memeluk putrinya itu. Wisnu berjalan mendekati mereka lalu mengusap kepala Jane dengan lembut.

QUEEN ZERO [END]Where stories live. Discover now