🏆 Bagian 21 : Kemajuan Jane

1.6K 238 3
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

"Tidak ada yang mustahil untuk dilakukan selama lo percaya dan terus berusaha."

~•••~

"Nama yang Bapak panggil langsung maju ke depan," kata pak Bayu sambil melihat daftar nama murid-muridnya.

Hari ini akan diadakan tes mendribel dan memasukkan bola basket ke dalam ring. Semua terlihat santai dan tidak merasa takut saat satu per satu nama mereka dipanggil. Banyak orang bisa mendribel bola dengan baik, tapi ada beberapa orang yang gagal saat mencoba memasukkan bola ke dalam ring.

Tidak jauh dari tempat Jane, Selly yang memiliki jam olahraga sama dengan kelasnya tampak tidak sabar menunggu giliran gadis itu. Selly yakin kalau Jane pasti akan gagal dan dia tidak sabar menunggu hal itu.

Jane sendiri tampak begitu tenang saat melihat semua orang berhasil melakukan tesnya dengan baik. Tidak seperti sebelumnya, Jane selalu berpikir dia tidak akan pernah berhasil, tapi kali ini Jane optimis kalau dia bisa melakukannya.

"Jane Alizha Zahira," panggil pak Bayu.

Jane menghela napasnya lalu segera berjalan dan mengambil bola. Banyak orang yang memperhatikannya saat ini, salah satunya Selly dan kedua temannya. Mereka tampak tersenyum meremehkan saat Jane memegang bola itu.

"Ingat yah, tiga kali kesempatan untuk bisa memasukkan bolanya. Kalau tiga-tiganya masuk, kalian langsung dapat nilai sempurna," kata pak Bayu mengingatkan.

"Gue sih yakin, jangankan masukin bolanya, mendribel bola aja pasti si ratu nol itu nggak bisa," kata Selly masih memperhatikan Jane dengan intens.

"Gue juga yakin kok," balas Lisa sambil tersenyum meremehkan.

Sebelum memulai Jane melirik ke arah ring yang berjarak beberapa meter dari tempatnya. Mendadak dia jadi teringat dengan latihan pertamanya bersama Jio waktu itu.

Dan tanpa menunggu lama lagi, Jane segera mendribel bola itu dengan kaki sedikit pincang akibat kejadian kemarin. Walau masih sedikit terasa sakit tapi Jane tidak mempedulikannya. Bahkan saat orang-orang menertawakannya pun, Jane tetap tidak peduli.

Dia terus mendribel bola itu mendekati ring dan saat dia sudah dekat, ingatannya kembali saat Jio mengajarkannya bagaimana teknik memegang bola dengan benar dan bagaimana cara saat dia harus melempar bola itu.

Dengan penuh keyakinan, Jane segera membidik bolanya lalu melemparnya. Bola melayang mendekati ring basket dan berhasil masuk dengan sempurna. Jane tersenyum senang saat melihatnya, bahkan rasa sakit dikakinya seakan lenyap begitu saja.

Sebaliknya, Selly dan semua orang yang menyaksikan hal itu benar-benar tidak percaya. Bahkan saking tidak percayanya mulut mereka ternganga ketika Jane berhasil memasukkan bola itu untuk yang kedua dan ketiga kalinya.

"Ternyata gue berbakat juga jadi guru," gumam Jio sambil tersenyum saat melihat Jane dari jendela kelasnya.

Jio yang tadi mengantuk karena mendengar gurunya bercerita tentang sejarah masa lalu, mendadak segar kembali saat dia menengok ke arah lapangan. Jane yang sedang melaksanakan tes olahraga jauh lebih menarik perhatiannya daripada mendengarkan guru di depan kelasnya.

QUEEN ZERO [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें