🏆 PROLOG🏆

6.6K 441 15
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

"Otak gue emang nggak sepinter kayak lo, fisik gue juga nggak sehebat kayak lo. Tapi bukan berarti lo bisa menghina gue seenaknya."

~°°°~

"Nol lagi nol lagi! Mau sampai kapan kamu kayak gini terus, hah?!" bentak seorang guru gemuk berkacamata saat sedang berhadapan dengan Jane.

Hari ini bu Gina sedang membagikan hasil ulangan minggu lalu pada murid-muridnya. Dia yang sudah kehabisan kesabaran karena nilai Jane selalu nol kini tak bisa lagi mengontrol emosinya.

Di hadapan teman-teman sekelas Jane, dia membentak gadis itu sambil menunjukkan angka nol di kertas ulangannya. Jane yang berdiri di hadapan gurunya hanya bisa terdiam sambil menundukkan kepala.

Sedangkan orang-orang di kelas itu malah berusaha menahan tawa mereka. Seakan-akan saat Jane dimarahi adalah sebuah hiburan yang sangat lucu.

Parahnya beberapa dari mereka mengambil foto dan video Jane secara diam-diam. Entahlah tujuan mereka apa, karena tampaknya mereka puas dengan pemandangan di depan kelas saat ini.

"Selama ini Ibu udah sabar tapi liat kamu nggak ada perkembangan apa-apa sekarang kesabaran Ibu udah habis. Harusnya kamu itu contoh Selly, dia udah cantik, pinter, jago olahraga lagi!" ujar bu Gina masih dengan nada kesal.

Jane hanya bisa menghela napas, Selly lagi Selly lagi. Selalu saja begitu saat dia sedang dimarahi oleh guru. Mereka selalu membandingkannya dengan gadis itu. Tanpa perlu dijelaskan pun Jane sudah tahu kalau mereka berbeda.

Selly Claretta itu sempurna tapi tidak dengan dirinya. Jane tahu itu tapi haruskah dia diingatkan terus? Dia juga tahu kalau guru-guru hanya ingin agar dia mencontohnya, tapi apakah dengan cara membandingkan seperti itu Jane akan termotivasi? Sepertinya tidak, yang ada dia malah membenci gadis itu.

°°°°

"Dasar ratu nol!"

"Semuanya gara-gara lo, jadi jam istirahat kita berkurang!"

"Dasar orang nggak berguna!"

"Bisanya cuma nyusahin orang lain aja lo!"

Jane yang mendengar cacian orang-orang saat melewati bangkunya, hanya bisa terdiam sambil menyembunyikan wajahnya di antara lipatan tangan.

Bagaimana tidak? Selama jam pelajaran berlangsung bu Gina terus berbicara panjang lebar soal dirinya dan Selly yang bagaikan langit dan bumi. Bahkan suara bel istirahat pun tidak membuat guru itu berhenti berbicara.

Akibatnya waktu istirahat mereka berkurang dan semua orang menyalahkan Jane atas semua itu. Tidak ada yang bisa Jane lakukan karena semua itu memang karena ulahnya.

Setelah kelas kosong barulah Jane bisa mengangkat kepalanya lagi. Akhirnya kini hanya ada Jane dan dirinya sendiri. Terkadang dia lebih suka sendirian dengan keadaan sunyi seperti ini.

°°°°

Setelah jam istirahat berakhir kini Jane dan teman-teman sekelasnya bergegas menuju lapangan untuk berolahraga. Tapi saat mereka melewati mading beberapa dari mereka terlihat cekikikan sambil melirik ke arah Jane.

QUEEN ZERO [END]Where stories live. Discover now