🏆 Bagian 15 : Penderitaan Jane

1.7K 242 16
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

"Terkadang orang yang sering bersikap acuh dan seakan hidupnya baik-baik saja adalah orang yang pandai menyembunyikan berbagai masalah dalam hidupnya."

~•••~

Semenjak kejadian Jane makan bersama Julian dan Jio di kantin, sejak saat itu pula gadis itu semakin tidak disukai oleh semua orang. Setiap dia berjalan melewati mereka, orang-orang pasti akan menatapnya dengan tatapan tidak suka, iri dan penuh kebencian.

Sebenarnya hal itu sudah biasa bagi Jane dan dia juga tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Tapi yang membuat Jane merasa tertekan adalah perlakuan Chelsea dan Fiona yang semakin berani menyakitinya.

Jane bisa saja melaporkan tindakan mereka kepada guru atau mungkin tantenya. Tapi saat memikirkannya ada banyak pertimbangan dalam pikiran Jane. Seperti apa yang akan dilakukan para guru jika dia mengadu? Disaat ada beberapa orang guru yang tidak menyukainya dan bahkan saat nilai Jane perlahan membaik, terkadang mereka curiga kalau Jane berbuat curang.

Kalau Jane cerita pada tantenya, apa yang akan dia katakan? Jujur saja Jane tidak ingin membebani tantenya lagi dengan berbagai masalah dirinya di sekolah. Wanita itu sudah cukup baik mau menjaga dan merawat Jane, bahkan dia bekerja keras untuk menyekolahkannya.

Pernah sekali Jane ingin melaporkan Chelsea dan Fiona pada pak Arya. Tapi saat berhadapan dengannya, mulut Jane seakan terkunci rapat. Pada akhirnya Jane tidak jadi melaporkan mereka. Kadang Jane tidak menyukai dirinya yang begitu lemah seperti ini.

°°°°

Entah ini untuk yang ke berapa kalinya Chelsea dan Fiona memperingatkan Jane agar menjauhi Julian dan Jio. Dan setiap kali Jane menolak hal itu, mereka pasti akan menyakitinya.

Entah itu menampar pipinya berulang kali, menjambak rambut Jane atau semacamnya. Sebisa mungkin Jane berusaha untuk melawan, bahkan dia juga pernah menampar Chelsea dan akibatnya gadis itu semakin brutal menyakitinya.

Seperti sekarang ini, kedua tangan Jane dipegang dari belakang oleh Fiona dengan kuat. Sedangkan Chelsea tampak mencengkeram rahangnya dengan kuku-kuku jarinya yang panjang. Semakin Jane berontak kuku-kuku itu semakin menusuk pipinya.

"Jujur aja lo cukup keras kepala yah," ujar Chelsea sambil menunjukkan seringai di wajahnya. "Padahal kalau lo mau nurut, lo nggak perlu berurusan lagi sama gue."

Jane tidak menjawab ucapan gadis di hadapannya. Dia malah menatap Chelsea tepat di bola matanya dengan tatapan penuh kebencian. Begitu juga sebaliknya, Chelsea juga membenci Jane.

"Orang keras kepala kayak dia harus dikasih pelajaran, Chel. Biar kapok dan nggak berani membantah lagi," kata Fiona dengan nada kesal.

"Pastinya," balas Chelsea. "Untuk kesekian kalinya, gue tanya sama lo. Lo mau jauhin Julian dan Jio atau nggak?"

Jane tidak langsung menjawab, dia tidak mungkin menjauhi kedua cowok itu begitu saja. Tidak ketika akhirnya Jane merasa kalau dirinya memiliki teman. Ya, Jane sudah nyaman bersama mereka dan dia juga sudah menganggap mereka sebagai temannya.

Kini Jane menunjukkan senyum tipis di bibirnya. "Mau berapa kali pun lo tanya itu sama gue dan berapa kali pun lo nyakitin gue kayak gini, gue nggak akan jauhin mereka."

QUEEN ZERO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang