🏆 Bagian 38 : Pembicaraan Jane & Jeslyn

1.5K 221 9
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

"Kenapa harus saling membenci ketika kita bisa saling memaafkan dan memahami?"

~•••~

"Bo-boleh gue ngomong berdua sama Jane?" tanya Jeslyn yang entah sejak kapan sudah bangun dan mendengarkan pembicaraan mereka.

Jane, Julian dan Jio yang mendengar hal itu langsung menatap ke arah Jeslyn. Bahkan Julian sampai menghampirinya dengan perasaan bahagia karena gadis itu sudah sadar.

"Kamu enggak apa-apa, kan?" tanya Julian. "Apa yang sakit?"

Jeslyn hanya menggelengkan kepalanya pelan, kini wajahnya semakin pucat dan tubuhnya tampak semakin kurus. Julian menggenggam tangan Jeslyn sambil mengusap kepalanya dengan lembut.

Jeslyn yang melihat itu hanya bisa tersenyum tipis. Dia sangat berharap kalau Jio yang bersikap seperti itu padanya, tapi ternyata yang di sampingnya adalah Julian sedangkan Jio sedang duduk bersama Jane.

"Aku mau ngomong sama Jane," kata Jeslyn dengan suara khas orang sakit.

"Kamu harus banyak istirahat dulu, Lyn."

"Aku mohon."

Julian yang melihat tatapan memohon Jeslyn akhirnya menyerah. Dia menganggukkan kepalanya lalu mengecup kening gadis itu dan berjalan keluar. Sedangkan Jio tampaknya tidak ingin pergi, apalagi kalau harus meninggalkan Jane dan Jeslyn berdua saja.

"Lo enggak mau pergi?" tanya Jane saat Jio masih saja duduk.

"Gue enggak mau ninggalin lo," jawab Jio yang secara tidak langsung membuat hati Jeslyn sakit.

"Apaan, sih? Udah sana pergi," usir Jane membuat Jio mendengus.

"Ya udah, tapi jangan lama," ujarnya lalu bangkit berdiri dan segera pergi keluar menyusul Julian.

Kini hanya ada Jane dan Jeslyn, suasana canggung langsung terjadi di antara mereka tapi Jane berusaha menghiraukan hal itu. Dia berjalan mendekati gadis yang saat ini terbaring lalu duduk di kursi samping tempat tidurnya.

Jeslyn menatap Jane dengan tatapan yang sulit diartikan ketika rasa iri, kesal, dan juga rasa bersalah bercampur menjadi satu. Jane juga tidak tahu harus bersikap seperti apa, dia hanya berharap kalau dirinya bisa menahan emosi kalau Jeslyn tiba-tiba membuatnya kesal.

"Gue rasa Jio udah cerita sama lo," ujar Jeslyn yang akhirnya memulai pembicaraan.

"Ya, dia udah cerita," jawab Jane saat dia tahu ke mana arah pembicaraan ini.

"Gue rasa lo juga benci sama gue, padahal kita enggak pernah ketemu sebelumnya."

Jane mengembuskan napas lalu menatap gadis itu. "Gue ngerti kok perasaan lo. Lo cuma enggak mau kehilangan orang yang lo sayang."

Jeslyn tersenyum tipis, dia pikir Jane akan memakinya karena sudah membuat gadis itu celaka. Namun, apa yang terjadi justru sebaliknya.

"Ya, gue enggak mau kehilangan mereka. Mereka adalah orang yang selalu bisa buat gue bahagia," ujar Jeslyn sambil menatap langit-langit kamarnya. "Terutama setelah nyokap gue enggak ada."

QUEEN ZERO [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin