🏆 Bagian 20 : Jeslyn Aurora

1.5K 229 4
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

"Terlalu banyak hal yang terjadi tanpa sepengetahuan kita. Dan tidak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu sang waktu mengungkapkan segalanya."

~°°°~

Seorang gadis berambut sebahu terlihat duduk di atas ranjang rumah sakit, tangan kanannya yang memegang pensil tampak sibuk mencorat-coret buku di atas pangkuannya. Sesekali bibir pucat gadis itu juga mengukir sebuah senyuman tipis.

Clek!

Suara pintu yang terbuka membuat gadis itu mengalihkan perhatiannya. Kini senyumannya semakin lebar saat melihat siapa yang baru saja masuk.

Orang itu juga menunjukkan senyumnya, dia berjalan mendekati gadis tersebut sambil membawa aneka buah-buahan.

"Ke mana aja? Kenapa baru dateng?" tanya gadis itu dengan suara khas orang sakit.

"Akhir-akhir ini banyak hal yang harus aku kerjain," jawabnya sambil menaruh buah-buahan itu di atas nakas.

"Sok sibuk banget," ujar gadis itu. "Kamu dateng sendirian? Jio mana?"

Julian yang baru saja duduk di kursi di samping ranjang gadis itu langsung menghela napasnya. Dia baru saja tiba, tapi gadis itu sudah menanyakan keberadaan Jio.

"Aku nggak tahu," balas Julian sambil menatap wajah pucat di depannya.

Gadis bernama Jeslyn Aurora itu hanya bisa berdecak pelan. Beberapa minggu ini Julian dan Jio jarang sekali menjenguknya. Padahal dia sangat merindukan mereka.

"Gimana keadaan kamu? Udah ada kabar bagus?" tanya Julian mengubah topik pembicaraan.

Jeslyn menutup bukunya lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. "Aku nggak tahu, aku juga udah nggak peduli lagi. Mau aku mati besok pun, aku pasrah."

Julian yang mendengar hal itu tentu saja terkejut. "Maksud kamu apa sih? Kamu udah janji kalau kamu mau sembuh, biar kita bisa kayak dulu lagi."

Jeslyn menatap cowok itu. "Kamu yakin kita bisa kayak dulu lagi?"

"Ya, kenapa nggak?"

"Siapa tahu kalian udah dapet pengganti aku, kan?"

"Nggak ada yang bisa gantiin posisi kamu, Lyn," ujar Julian berusaha meyakinkan gadis itu.

"Semoga aja," balasnya ketus.

Julian menghela napasnya, dia tidak mengerti kenapa Jeslyn bersikap seperti itu. Apa mungkin gadis itu marah karena dia baru menjenguknya lagi sekarang?

"Kamu jangan marah dong, aku minta maaf kalau aku salah. Dan sebagai permintaan maaf aku janji aku bakal jenguk kamu setiap hari setelah pulang sekolah, gimana?" tanya Julian.

"Setiap hari?" ulang Jeslyn.

"Ya, setiap hari."

"Oke, tapi kalau kamu nggak tepati janji kamu, aku bakal marah."

Julian terkekeh kecil. "Aku pasti tepati janji, kamu bisa percaya sama aku," kata Julian sambil menggenggam tangan gadis itu.

QUEEN ZERO [END]Where stories live. Discover now