🏆 Bagian 42 : Pertengkaran Jane dan Jio

1.6K 210 2
                                    

~ SELAMAT MEMBACA ~

"Hati lo enggak bakal sembuh kalau lo masih enggak mau berdamai dengan masa lalu dan apa yang udah terjadi."

~•••~

Kini Jane dan Jio sedang berjalan menuju kantin rumah sakit. Selama perjalanan Jio senyum-senyum sendiri saat tangannya masih menggandeng tangan Jane. Apalagi gadis itu juga tampaknya tidak keberatan dengan hal itu.

Namun, kenyataannya Jane tidak menyadari kalau tangannya digandeng oleh Jio. Sampai akhirnya ketika Jane sadar, dia buru-buru menarik tangannya dengan perasaan canggung. Seharusnya itu tidak terjadi dan seharusnya Jane tidak berduaan dengan Jio saat ini.

"Kenapa? Lo enggak mau digandeng sama gue?" tanya Jio yang tampak kecewa karena Jane menarik tangannya.

"Enggak enak dilihat orang," jawab Jane tanpa menatap ke arah Jio.

Jio menghela napasnya lalu memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Sedangkan Jane hanya terdiam sambil menatap ke depan.

"Gue kasihan sama Jeslyn," ujar Jane tiba-tiba. Dia berusaha mencairkan suasana sekaligus mengalihkan topik.

"Dia pasti bakal sembuh, kok," jawab Jio yang tampak begitu yakin.

"Gue harap juga gitu," balas Jane.

Lagi-lagi mereka terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Jio sendiri masih sedikit kesal dengan kejadian tadi. Entah kenapa dia jadi lebih sensitif sekarang. Apalagi kalau itu berhubungan dengan Jane.

"Jeslyn itu baik, dia berbakat dan banyak orang yang sayang sama dia. Enggak kayak gue, bodoh, enggak punya bakat apa-apa, sering dapat masalah lagi," ujar Jane. "Kayaknya Jeslyn lebih pantas hidup daripada gue. Apa perlu gue donorin jantung gue buat dia, ya?"

Sontak hal itu membuat Jio menatap Jane dengan tajam. "Lo ngomong apa barusan?" tanyanya dengan ketus.

Jane menatap Jio yang entah kenapa tatapannya tampak menyeramkan saat ini. "Gue mau donorin jantung gue buat Jeslyn."

Entah kenapa tapi ucapan Jane itu begitu menyakitkan hati Jio. Bahkan dia sampai mengacak-acak rambutnya sendiri saat rasa sakit itu membuatnya kesal.

"Gue rasa Jeslyn lebih pantas hidup daripada gue. Banyak orang yang sayang sama dia, sedangkan gue —"

"Gue sayang sama lo, Jane!" potong Jio setengah berteriak. Untunglah saat ini mereka berada di koridor yang sedikit sepi. Jadi mereka tidak menjadi pusat perhatian.

Jane yang mendengar pengakuan Jio tentu saja terkejut. "Lo enggak usah bercanda, deh. Lo udah janji kalau lo enggak bakal jatuh cinta sama gue."

Sorot mata Jio semakin tajam dan ekspresinya juga tampak menyeramkan. Sikap Jio saat ini sama persis dengan kejadian di kelas Jane, ketika Jio memarahi teman sekelas gadis itu karena menyuruh Jane piket sendirian.

"Ya, gue emang udah janji sama lo tapi perlu lo tahu, Jane. Udah lama gue suka sama lo dan semua perhatian yang gue kasih itu karena gue sayang sama lo," ujar Jio yang akhirnya mengakui perasaannya.

Jane tidak tahu harus berkata apa sekarang. Jadi dugaannya selama ini benar, begitu juga dengan apa yang Jeslyn katakan. Jio memang menaruh perasaan padanya.

QUEEN ZERO [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora