Virtualzone - Chapter 14

Start from the beginning
                                    

Cokelat yang selalu ada di meja Rayya itu sebenarnya untuk Raga dari Keyla. Dia menyimpan di meja Rayya supaya Rayya yang memberikannya kepada Raga. Namun hari ini Keyla memberikan cokelat itu langsung pada Raga di perpustakaan setelah sesi belajar selesai.

"Lain kali kasih ke Bintang aja. Gue takut mabok cokelat lama-lama, Ga."

"Lo lupa? Bintang alergi sama cokelat."

"Kok ada sih orang alergi sama cokelat? Padahal enak," herannya.

Raga menggidikkan bahunya. "Lo pulang jam berapa?"

"Setengah jam yang lalu."

"Dianterin, kan?"

"Dianterin kok."

"Lo udah cek e-mail? Kayaknya Pak Axel udah kirim nilai deh. Soalnya tadi di grup gue lihat sempet rame."

"Beneran? Gue belum cek hp dari pulang sekolah," katanya dengan gestur tubuh yang mulai tidak tenang, "lo pulangnya hati-hati. Gue masuk duluan." Rayya segera masuk membawa cokelat di genggamannya meninggalkan Raga yang menggeleng kecil sambil terkekeh melihat tingkah sahabatnya.

***

Rayya kebingungan karena tidak menemukan ponselnya di atas meja belajar, di kasur, dan di semua sudut kamarnya. Rayya buru-buru turun ke bawah menghampiri Bundanya yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. Matanya menyoroti beberapa tempat yang sering dia gunakan untuk menyimpan ponselnya. Raut wajahnya berubah muram karena benda pipih itu tidak kunjung terlihat setelah satu menit dia mencarinnya. Akhirnya Rayya menyandarkan punggungnya di sofa dan menghela napas, pasrah. Dia tidak tahu lagi harus mencari ponselnya di mana.

"Kenapa lemes banget sih?" tanya Bunda.

"Minjem handphone Bunda dong. Punyaku enggak ada, lupa naruh."

"Nih." Bunda memberikan ponsel Rayya. "Lain kali jangan ceroboh. Tadi nyelip di sofa."

Rayya hanya memperlihatnya barisan gigi putihnya mendengar ucapan Bunda. Lalu dia segera membuka aplikasi e-mail, dan benar saja nama Axel Aarav berada di paling atas. Rayya menyentuh layar ponselnya. Tangan kirinya menutup kedua matanya, dan dia mengintip di ruas-ruas jarinya.

"Kamu ngapain sih, nonton yang enggak-enggak ya?" tuduh Bundanya.

"Suudzon banget ih Bunda," jawabnya masih dengan posisi sebelumnya.

Bunda mencondongkan badannya melihat layar ponsel Rayya. "Cieee dapet 70. Gini terus ya, jangan lupa pertahankan dan tingkatkan." Bunda mengusap puncak rambut Rayya seraya tersenyum. Refleks Rayya menurunkan tangannya dan langsung mengangkat ponselnya. Benar saja di samping nama lengkapnya terdapat angka 70. Matanya membelalak, kemudian berteriak senang. Tidak lupa memeluk Bunda yang ada di sampingnya. Rayya kembali menatap layar ponselnya untuk memastikan nilai tersebut. Saat jarinya tidak sengaja menggulir layar ponsel, dia menemukan beberapa kalimat dari gurunya tersebut.

Jangan lupa bawa hadiah kamu di ruang guru istirahat besok.

Rayya tidak terlalu menghiraukan catatan tersebut, sekarang jari-jarinya sedang menari di atas keyboard ponselnya untuk meminta apa yang telah dijanjikan Bara dan Raga padanya beberapa hari yang lalu.

(O)Raga(nteng)

Gue mau nagih janji lo. Kita nonton hari Minggu

Kemudian dia beralih ke roomchat-nya dengan Bara.

Barbara

Yey gue enggak remed

Ya walaupun pas banget sama KKM

Virtualzone [COMPLETED]Where stories live. Discover now