Virtualzone - Chapter 11

Începe de la început
                                    

Ponsel Bara bergetar, panggilan masuk dari Oma. Bara mengusap layar ponselnya menjawab telepon tersebut.

"Bara kamu di mana? Oma dari tadi nyariin."

"Bara di warung Bu Ratih sama Leon. Ada apa Oma?"

"Oma." Bella ikut bersuara ketika tahu yang menelepon Bara.

"Halo Bella, sini dong main ke rumah Oma. Oma punya gula-gula kesukaan Bella lho."

"Mau, Oma." Bella antusias, matanya berbinar ketika mendengar ucapan Oma. Sedangkan Bara terkekeh melihat tingkah menggemaskan Bella.

"Bara mumpung kamu lagi di warung, beliin Oma gula, tepung terigu, margarin sama susu bubuk ke Bu Ratih. Satu kilo ya, nanti uangnya Oma ganti di rumah."

"Emang Oma mau bikin apa?"

"Oma mau bikin kue."

"Tumben enggak beli."

"Oma lagi pengen bikin aja, kenapa sih?"

"Eh kok sewot? Iya, bentar lagi Bara pulang sekalian bawa pesanan Oma."

"Oma tunggu, jangan kelamaan."

"Siap Ibu Negara."

Setelah sambungan telepon terputus, Bara meminta Leon untuk memegangi Bella. Bara menghampiri Bu Ratih untuk membeli apa yang dipesan Oma. Bella tiba-tiba berlari menuju Bu Ratih untuk meminta izin main ke rumah Bara. Namun tidak diberi izin karena Bella akan mengunjungi neneknya. Bella merengek dan memeluk lutut Bara seakan meminta bantuan untuk membujuk Bu Ratih. Tidak tega melihat Bella yang terus menerus merengek, Bara menyejajarkan tingginya dengan anak itu. Lalu memberikan beberapa janji manis yang berhasil membuat Bella berhenti merengek dan nurut pada Bu Ratih.

Dasar laki-laki, dengan mudahnya mengobral janji.

Setelah mendapatkan pesanan Oma, Bara berpamitan untuk pulang duluan pada Leon. Jarak dari rumah ke warung Bu Ratih tidak terlalu jauh sekitar tiga ratus meter. Bara menyumpal telinganya dengan airpods dan berjalan mengikuti irama lagu yang mengalun. Sesekali dia dance seakan member boyband terkenal. Tidak memedulikan tatapan orang-orang di sekitarnya. Setelah melewati semak-semak dia merasa ada sesuatu yang mengikutinya. Tidak mungkin jika Bella yang mengikutinya, karena sebelum Bara pergi tadi Bella sudah berada di pangkuan Bu Ratih. Apa mungkin sosok Mbak Kun yang mengikutinya? Tetapi ini masih terang. Jam tangannya menunjukkan pukul 14:52.

Ketika Bara menoleh ke belakang dia tidak melihat siapapun. Namun seekor mahkluk kecil ikut berhenti di belakangnya. Merasa gemas Bara membawanya ke pelukan. Mereka saling menatap beberapa detik, Bara berniat untuk memeliharanya sebagai ganti nyamuknya yang sudah mati di bunuh oleh Oma dengan obat nyamuk.

***

Rayya menutup novelnya, kemudian memperhatikan dua orang dihadapannya yang sedang sibuk memecahkan soal. Dia menoleh ke sekeliling. Perpustakaan cukup ramai tetapi tetap tidak ada suara, beberapa orang berada di depan komputer, beberapa lagi ada yang duduk di bawah rak buku sambil membacanya. Walaupun jam pelajaran sudah habis, tetapi perpustakaan tetap buka sampai jam empat sore. Perpustakaan sekolah cukup update soal bahan pustaka yang tersedia. Tidak hanya buku pelajaran tetapi ada juga novel dan bahan rujukan lainnya untuk menunjang pembelajaran.

Rayya menepuk tangan Raga. "Gue ke kantin ya," katanya berbisik.

Raga mengangguk. "Nanti kalo udah selesai gue susul ke sana."

Rayya menyusuri koridor dengan novel di pelukannya dan ponsel di tangan kanannya. Sekolah masih berpenghuni dan beberapa kelas juga masih terisi. Terdengar petikan gitar dan suara cewek menyanyikan lagu Mendarah milik Nadine Amizah ketika melewati ruang musik. Rayya hanya memesan es jeruk ketika sampai di kantin dan menggulir layar ponselnya, berjelajah di media sosial.

Virtualzone [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum