Part 13 • Arunika

Start from the beginning
                                    

"Kenapa?" Fayka bertanya saat kedua tangannya sibuk memasukkan alat elektronik itu ke dalam wadah berwarna hitam.

Aku mendengus, lalu mengangsuran ponselku tepat ke depan wajahnya. "Bang Radit nge-like foto gue." Jelasku yang masih tidak percaya dengan fakta yang baru aku temukan di notifikasi akun instagram.

Ku lirik Fayka mengetuk-ngetukkan pulpen diatas meja belajarnya. "Radi.... Radit... Raditya?"

Fayka terlihat terkejut saat mendapati kepalaku bergerak dari atas ke bawah untuk meresponnya. "Sumpah? Lo yakin?" Hebohnya sembari memutar kursinya agar sepenuhnya menghadap ke arahku.

Aku mengklik bulatan profil di sebelah kiri notifikasi, lalu mengarahkannya kembali kearahnya. "@rdtyaaa kan nama akunnya?"

Fayka langsung mengambil ponselku untuk memastikan. "Bener beb ..." Lanjutnya dengan binar mata yang tidak bisa disembunyikan.

"Lo follow dia?" Aku menggeleng

"Lo komen di ig story-nya?" Lagi-lagi aku menggeleng

"Lo pernah DM dia?" Fayka kembali bertanya untuk yang ketiga kalinya.

Aku menggeleng. "Lo di stalk!" Teriaknya yang membuatku kaget seketika.

Sangking semangatnya Fayka bahkan sampai berdiri dari kursi kesayangannya itu.

Aku mengangguk lemah. "Kayaknya sih, tapi gue nggak yakin."

"Kok? Kalian berdua saling kenal?"

Kali ini aku mengangguk lebih mantap. "What? Kapan? Dimana? Kok nggak pernah cerita!" Fayka sudah kembali duduk, namun sekarang menampilkan wajah misuh-misuh tak terima dengan anggukan kepalaku yang terakhir.

"Ya udah agak lama sih... kenal nggak sengaja gitu." Aku memilih tidak menjelaskan perihal perkenalan pertama kami saat aku di tilang dulu.

Belum juga Fayka menuntut cerita lengkap dariku, sesuatu tidak terduga tiba-tiba kembali terjadi. "Eh, kok notifnya ilang Fay?"

Ku lirik Fayka kaget bukan main. Bahkan dirinya langsung meraih ponsel ditanganku, yang membuatku hampir saja terkena serangan jantung di usia dua puluhan tahun.

"Di unlike inimah... " Jelasnya setelah melakukan entah apa via HP ku.

"Kenapa? Cuma like satu doang padahal."

"Aww... " Aku meringis karena tiba-tiba saja Fayka menyentil dahiku sangat kuat.

"Sakit njir.. " Respon ku dengan menepis telapak tangannya dari dahiku. "Ngapa lo nyentil gue nyet?"

"Run run... Lo tuh ya. Kesel gue dengernya." Fayka mulai mengeluarkan ceramahnya kepadaku.

"Lo tuh pura-pura bego apa bego beneran?"

"Gue pinter nyet. Nilai tugas kemaren aja gue 9." Aku menyombongkan diriku yang terus dianggapnya bodoh dan semacamnya.

Fayka cemberut, lalu seketika menarik kedua bibirnya ke samping. "Arunika sayang... " Fayka menarik-narik pipiku yang agak tembem untuk menyalurkan rasa gemasnya padaku yang lucu, atau menyalurkan kekesalannya karena harus berbicara padaku. Entahlah opsi pertama atau kedua, aku tidak peduli.

"Kalo lo nggak folow follow-an sama dia, nggak komen di instastory nya, dan juga engga pernah DM dia tapi si doi tiba-tiba nggak ada angin nggak ada ujan nge-like foto elu yang bukan terbaru di aplot juga gue mah yakin seratus sepuluh persen kalo doi suka sama lo."

Aku menghentikan gerakan tanganku mengusap rambut. "Lo, yakin?"

"Yakin seribu persen."

Aku mendengus, lalu menyuruhnya untuk tidak asal nyablak. "Jangan ngadi-ngadi Fay. Nggak mungkin lah ketua hima kaya dia ngestalk mahasiswa kentang kaya gue."

Kami berdua pun terdiam.

"Dengerin gue baik-baik Run!"

"Kalo misalnya ketiga hal yang udah gue sebut tadi kesemuanya nggak lo lakuin, it mean that he's curious with you, gurl!" Dan perkataan Fayka terpaksa berhenti karena bebarengan dengan seseorang yang tiba-tiba mengetuk kamar kami berdua.

Tingkat DuaWhere stories live. Discover now