기억 MEMORY || BTS

MEMORY || 22

Karena itulah Hoseok sama sekali tak menaruh curiga pada sang kakak yang bahkan tak pernah meninggalkannya barang sedetikpun semenjak dirinya membuka mata.

Mereka baru saja menyelesaikan satu gelakan penuh tawa ketika mendengar cerita Dawon mengenai beberapa klien unik yang meminta design pakaian aneh di butiknya. Makan siang kali ini Dawon memang sengaja meluangkan waktunya di sela sibuk dadakan yang membuatnya tak bisa menemani sang adik. Klien yang baru saja ia ceritakan tak lain dan tak bukan adalah penyebab Dawon tidak bisa seterusnya menemani Hoseok.

Padahal setelah dua tahun lamanya sang adik akhirnya membuka matanya. Namun Dawon justru tak bisa terus ada bersamanya.

"Ahh sebentar lagi waktu istirahatku selesai. Aku harus segera kembali." Dawon bersiap sigap membenahi peralatan makan yang tadi ia gunakan.

"Ck, aku salut. Padahal noona pemilik butiknya tapi sibuknya sudah seperti pegawai intern."

Dawon terkekeh kecil, begitupun Yoongi saat melihat raut merajuk Hoseok yang sangat jarang mereka lihat namun tiba-tiba menjadi hal yang lumrah beberapa hari ini.

"Auhhh adik noona ini tak mau noona pergi? Adik kecil ingin terus bersama noona?" Dawon mencubit gemas kedua pipi Hoseok yang sudah mulai terlihat berisi. Sepertinya gizinya terpenuhi dengan sangat baik selama Yoongi menjaganya.

Gelak tawa kembali menguar ringan saat Hoseok mendelik kesal sembari menepis jemari sang kakak. Tapi Dawon tak kehabisan akal, kini ia mulai mengarahkan tangannya mengusap surai hitam sang adik. Membuat raut Hoseok semakin meliriknya dengan tatapan kesal. Dawon masih sangat merindukannya bahkan sangat ingin tinggal disana seperti keinginan bungsu Jung itu.

Tapi waktunya belum mengizinkan saat ini. Terlebih, menatap Hoseok yang masih bertingkah selayaknya biasa membuat Dawon yakin bahwa masalah diantara sang adik dan member Bangtan lainnya belum selesai. Yoongi pasti belum memberitahukan apapun pada Hoseok, maka dari itu adiknya masih bisa bersikap ceria seperti ini.

Ini memang begitu aneh, disaat keceriaan Hoseok seharusnya menjadi hal yang begitu membahagiakannya, Dawon kini justru merasa begitu ketakutan. Ia tak ingin terlibat terlalu jauh, oleh karena itu pulalah ia lebih banyak membiarkan Hoseok hanya berdua bersama Yoongi.

Berharap sosok pria Min itu bisa menemukan cara yang terbaik untuk menjelaskan fakta menyakitkan itu pada sang adik. "Disini sudah ada Yoongi, dulupun biasanya kau lebih memilih menghabiskan waktu bersama Yoongi hyung mu ini kan daripada dengan noona."

Usapannya pada surai Hoseok kini berubah menjadi lembut, tatapan keduanya bersibobrok namun Hoseok sama sekali tak menyadari arti sorot mata sang kakak. "Noona akan lebih sering menghabiskan waktu denganmu lagi nanti. Setelah semuanya selesai. Oke."

Tatapan Dawon seketika teralih pada presensi Yoongi yang membeku tak jauh darinya. Dawon tahu Yoongi pasti cukup peka untuk memahami apa arti 'selesai' yang dirinya bicarakan. Wanita itu tak bermaksud untuk memaksa Yoongi menyelesaikan semuanya secepatnya, tapi setidaknya dalam waktu yang terus bergulir ini mereka seharusnya sudah mulai perlahan menjelaskan semuanya pada Hoseok.

Sebelum semuanya semakin parah. Sebelum kabar Hoseok yang sudah sadar justru sampai pada telinga lain dengan cara yang tak bisa mereka atasi.

📖To Be Continued📖

Hiyaaa tidak berencana ngoceh panjang hari ini soalnya dugun dugun banget parah nunggu besok 😭😭

Belum siap aku menatap jidat Hoseok, kancing terbuka Jungkook, setelan putih Jimin halaahh udah gila kalau di deskripsiin satu-satu jadi langsung kasih aja

Gila ngga?
Gila ngga?
GILA LAH MASA NGGA!
🙇🙇🙇

The biggest plot twist in the world adalah

🥞 Mentega 🥞

Oleh karena itu Jii undur diri pamit ke pelukan Namjoon diatas rumput hijau yang begitu menenangkan.

SEMANGAT STREAMING NYA BESOK KESAYANGAN JUNGKOOK ✊✊
Goals kita banyak bangett parah buat besok jadi

GET IT! LET IT ROLL!

🔥🔥🔥

Dengan segala cinta yang telah terkumpul dalam pelukan Namjoon

BIG HUG

-Jiraa-

Ps. Kalau ntar sabtu ada yg nagih update Jii gebuk pake gitar barunya Yoongi 🙂