ekstra chapter 1

468 97 164
                                    


walaupun kamu merasakan kenyamanan
kehangatan, dan kasih sayang dimanapun
tetaplah rumah dan keluarga lah tempat kita pulang


Keluarga kecil Taeyong sore ini tengah berkumpul bersama di balkon kamar si kembar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keluarga kecil Taeyong sore ini tengah berkumpul bersama di balkon kamar si kembar. Kedua anak itu duduk berimpitan di ayunan dekat jendela. Sedangkan Taeyong tiduran di sofa dengan paha Seulgi sebagai bantalnya.

Tak henti hentinya pria itu mengusap bahkan menciumi perut istrinya yang sudah membesar. Ya, usia kandungan Seulgi kini sudah menginjak bulan ke sembilan, dan tinggal menghitung hari bahkan jam untuk menyambut kedatangan sibeby.

Sudah tiga hari Taeyong izin dari pekerjaannya dikantor demi siap siaga jika tiba-tiba Seulgi akan lahiran, dan yang pasti, pria itu akan menemani sang istri pas lahiran nanti.

"Dedek kapan keluarnya hem? Ayah sudah ngga sabar buat main bareng sama kamu," pria itu selalu senang saat ucapannya mendapat respon dari sang jabang bayi berupa tendangan singkat disana.

"Ets jangan keras-keras dong nendangnya, kasih bunda nanti kesakitan," ucapnya lagi sambil mengusap lembut perut Seulgi.

"Ayah, itu si dedek tiap nendang kenceng banget ya. Perasaan dulu aku ngga gitu deh," ucap Yuna heran.

Taeyong merubah posisinya menjadi duduk, menyenderkan tubuhnya pada jendela dibelakangnya. "Ya itu karena kalian didalam perut bunda berdua. Jadi mau tendang tendangan ngga muat."

"Sekarang ada satu dedek aja perut Buna udah besar, kalau pas kita dulu segede apa ya Bun," Yuna turun dari ayunan dan berjalan menghampiri Seulgi.

"Ya intinya besar banget, sampai sampai bunda susah untuk gerak," Seulgi menjawabnya dengan nada lembut.

"Tapi Yuna masih bingung, kok dedek tumbuhnya bisa didalam perut sih? Terus buatnya gimana coba, kan kalau buat kerajinan kita bisa lihat gitu caranya," sahut Yuna lagi penasaran.

Seulgi yang mendapat pertanyaan hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bagaimana coba ngejelasinnya. Toh, dijelasin sedetail mungkin anak itu belum tentu bisa faham.

"Gini deh, Yuna kan sekarang udah mau naik kelas lima kan? Nanti disana ibu guru akan ngejelasin tuh caranya. Untuk sekarang, kamu belum saatnya tau dulu," sahut Taeyong dan Yuna hanya mengangguk paham.

"Ayah," panggil Yura yang langsung mendudukkan dirinya di pangkuan Taeyong. "Kemarin Jihoon ngajakin Yura pacaran, tapi Yura bingung mau jawab apa."

Mulut Taeyong menganga seketika, jadi seperti ini rasanya punya anak gadis yang mulai memasuki masa pubertas. Seulgi juga tak kalah bingungnya, wanita itu ingin melarang anaknya pacaran, tapi itu adalah sifat manusia untuk saling tertarik dengan lawan jenisnya.

YOUNG PAPA Where stories live. Discover now