38

337 102 121
                                    

Untuk memulai sesuatu
butuh sebuah keberanian
dan untuk menyelesaikannya
butuh jiwa yang benar-benar kuat

Pagi ini, dengan cuaca yang sedikit agak mendukung, Seulgi buru-buru berangkat ke rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini, dengan cuaca yang sedikit agak mendukung, Seulgi buru-buru berangkat ke rumah sakit. Ya semalam ia dan juga Arin mendapat kabar dari dokter Filix jika pagi ini mereka akan ada jadwal operasi.

"Nih sarapan dulu, Lo belum sarapan kan?" ucap Arin sambil memberikan sekotak roti panggang ke arah Seulgi yang baru masuk ke dalam mobilnya.

Dengan senang hati dan senyum yang merekah, Seulgi menerimanya dan segera melahapnya habis. "Thanks ya."

"Hem," balas Arin lalu menancap gas meninggalkan apartemen Seulgi. "kak, gimana hubungan Lo sama kak Kun?"

"Uhuk, uhuk, uhuk"

Pertanyaan Arin yang tiba-tiba membuat Seulgi tersedak, buru-buru wanita itu mengambil botol air di dasbor mobil Arin. "Ah, maksud Lo?"

"Kakak kira Arin ngga tau gitu kalau kemarin kak Kun ngungkapin perasaannya ke kakak? Wehehe, terima aja kali kak," goda Arin sambil menaik-turunkan alisnya.

"Ck, tau ah. Oh ya, bukanya kemarin belum ada pasien yang mau operasi ya? Kok tiba-tiba langsung ada jadwal. Mana pagi banget," tanya Seulgi sambil menatap ke arah Arin.

"Dokter Felix ngga bilang sama kakak kalau pasien itu dari Indonesia?"

Seulgi menggeleng cepat. Ya, kemarin Felix hanya memintanya datang pagi-pagi sekali, dan dokter itu juga tidak bicara apapun lagi padanya. "Ngga ada bilang apa-apa dia."

"Um, tapi kemarin dia bilang ke gue sih, pasien itu pindahan dari SM Hospital di Indonesia, dan katanya mengidap kanker hati stadium lanjut juga, jadi ya kerjaan susah banget buat kita hari ini."

Seulgi hanya mengangguk sambil menghabiskan roti yang Arin berikan sembari memandang jalanan yang sedikit agak ramai dibandingkan biasanya. Karena bosan dengan suasana hening disana, tangannya terulur untuk mengeluarkan iPhone yang memutar musik disana.

Tak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di parkiran SM Hospital. Dengan langkah tenang, keduanya berjalan berdampingan menuju ruang kerja dokter Felix. Dan seperti dugaan mereka, dokter muda itu sudah menunggunya di sana dan pastinya sudah menggunakan pakaian lengkap untuk praktek pagi ini.

"Maaf dok, kita telat ya?" tanya Seulgi sambil meletakkan tasnya di sofa pojok ruangan.

Dokter itu menggeleng. "Tidak, cuma saya aja yang terlalu terburu-buru. Oh ya, kalau begitu kalian cepat siap-siap ya. Biar saya tunggu sama suster di ruangan sambil menyiapkan semua peralatan saja ya."

YOUNG PAPA Where stories live. Discover now