11

585 121 166
                                    

Memaafkan segala kesalahanmu
Bukan berarti aku akan menerimamu
tuk mengisi hari hariku lagi


Memaafkan segala kesalahanmuBukan berarti aku akan menerimamutuk mengisi hari hariku lagi•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, Seulgi akan datang ke sekolah bersama Irene. Ia tak mau merepotkan supir ayahnya karena ia juga pasti malu untuk minta diantar jemput seperti dulu.

Ia berjalan menghampiri Irene yang sudah berdiri di depan pagarnya, ia mengerutkan keningnya saat mendapati mobil Lucas dan sang pengemudi tersenyum disana.

"Dih, gue kira Lo bawa mobil sendiri. Ternya Lo juga nebeng!"

"Yah bukan gitu juga gi maksud gue. Tadi tuh gue juga mau bawa mobil, eh ternyata mau dibawa sama mamih."

"Ya udah lah, gitu aja pake repot! Gini aja, Seulgi nebeng Irene kan? Dan sekarang Irene nebeng gue. Ya udah, gue disini yang jadi peran utamanya," sahut Lucas yang ikut turun dan menghampiri kedua perempuan itu.

"Dih, emang main film apa?"

Dan benar saja, dengan PD nya Lucas berjalan diantara keduanya dan menggandeng tangan kedua wanita cantik itu menuju mobil. Ia membukakan pintu kemudi untuk Irene dan sampingnya untuk Seulgi duduk. Pemuda itu berjalan menuju jok belakang, ia mengambil guling yang ada di sana lalu merebahkan tubuhnya.

"Bentar bentar, ini maksudnya gimana? Kenapa jadi gue yang bawa mobil," tanya Irene kebingungan, namun anehnya ia juga sudah menancap gas meninggalkan komplek tempat ketiganya tinggal.

"Ya masa cowo terus yang harus jadi sopir. Sekali kali cewek lah ya, yang harus nyetirin gue kemana saja," balas Lucas sengaja meninggikan nada bicaranya.

"Eh kok Lo malah nyolot sih!"

"Yah Lo berdua sama sama nyolot. Udah lah, kalau masih pada ribut gue turun nih," ancam Seulgi yang membuat keduanya langsung terdiam. "nah gini kan enak."

Sampai disekolah dengan suasana yang sudah tak seperti dulu waktu mereka masih jadi siswa disana. Iya lah, kan sekarang mereka udah jadi alumni.

Seulgi berjalan berdampingan dengan Irene menuju gedung aula sekolah, belum sempat masuk ke lingkungan sekolah ia melihat Yeri dan Wendy yang berlarian menghampirinya.

"Gi, gawat gi. Sumpah gila!" pekik Yeri yang terlihat panik.

"Gi, Lo harus tuntut mereka semua gi. Ini kelewatan," sahut Wendy tak kalah panik.

"Gawat apanya sih? Lo berdua juga kenapa?"

Tanpa menjawab, Yeri menarik tangan Seulgi memasuki lingkungan sekolah. Benar saja, semua teman seangkatannya bahkan adik kelasnya juga kini tengah menatapnya dengan tatapan sulit untuk diartikan.

Mereka berjalan menelusuri koridor lantai satu yang banyak anak anak kelas sebelas tengah duduk di depan kelas. Hatinya cukup tersakiti sejak dari tadi ia tersenyum bahkan menyapa semua orang yang ia temui, namun tak ada yang membalasnya.

YOUNG PAPA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang