15

565 111 153
                                    

Meski perhatianku tak ada apa apanya
dibanding kecerobohanku
namun, aku berjanji akan berusaha
memperbaiki semuanya


Meski perhatianku tak ada apa apanyadibanding kecerobohankunamun, aku berjanji akan berusahamemperbaiki semuanya•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima bulan telah berlalu, kini kandungan Seulgi sudah masuk usia delapan bulan. Kehidupan pasangan itu masih selalu sama seperti yang sudah berlalu. Ada cekcok, Tiffany yang semakin menggila, dan sikap Taeyong yang semakin was was terhadap kondisi Seulgi. Perut Seulgi semakin membesar dan membuat ia semakin sulit untuk bergerak, jadi ia hanya bisa menghabiskan waktu di apartemen.

Seulgi merasa lelah, padahal dari tadi ia hanya duduk di sofa sambil minum susu. Namun, kaki dan badannya justru malah sakit. Ia melihat bi Sarmi yang sedang sibuk dengan sayuran di dapur, namun matanya justru lebih tertarik pada tumpukan piring bekas makan semalam. Ia memang melarang bi Sarmi untuk nyuci piring di malam hari, kasihan juga kan pasti dingin.

Ia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju wastafel yang terdapat kurang lebih delapan piring dan empat gelas disana, ia menyalakan kran dan mengambil busa pencuci lalu memulai dari piring terlebih dahulu.

"Loh non, biar bi Sarmi aja yang nyuci. Nanti kalau bibi dimarahi pak Taeyong gimana," bi Sarmi berlari menghampiri Seulgi yang memaksakan diri untuk mencuci piring.

"Ga apa apa bi, toh masa Seulgi di rumah ngga ngapa ngapain. Mau kuliah, Taeyong udah ngotot biar libur dulu."

"Itu tandanya pak Tae sayang sama non,  ngga mau non kecapekan."

"Tapi kan bi...."

"Udah non, sekarang mending non bangunin bapak dulu, biar bibi yang siapin semua."

Seulgi menepuk jidatnya kasar, bisa bisanya ia lupa membangunkan suaminya tidur. "Lah iya Bi," ia berlari menuju kamar.

"Jangan lari lari non, aduh itu perutnya," ujar bi Sarmi dengan raut wajah sulit diartikan. "non lagi hamil gede! Hati hati non."

Cklek

Seulgi membuka pintu kamar, matanya tertuju pada seluruh sudut ruangan. Namun, ia tak menemukan siapa siapa disana. Apa mungkin Taeyong sudah bangun dan sedang mandi sekarang.

Grep

Seulgi terkejut saat tiba tiba ada yang mendekap tubuhnya dari belakang, bau sabun dan tetesan air dari rambut Taeyong membuat Seulgi mendengus dan melepaskan secara paksa pelukannya.

"Keringin dulu! Jadi basah kan ini lantai."

"Aku buru buru, tolong dong kamu yang keringin," Taeyong menyodorkan handuk kecil yang ia bawa barusan dan membuat Seulgi memelototkan matanya. "apa? Kan kamu yang buat aku kesiangan."

"Ck, iya iya," Seulgi menarik paksa handuk putih itu lalu mengusap secara perlahan rambut suaminya. "nih udah kering, tinggal dirapihin dikit pasti udah ganteng."

YOUNG PAPA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang