Selanjutnya, tangan Seulgi meraih kertas yang sudah terlipat cantik dengan hiasan pita diluarnya. Dengan perlahan, Seulgi melepas pita itu dan mulai membukanya perlahan.

Air matanya mengalir begitu saja, padahal dia belum mulai membacanya.

~•~

Untuk gadis kuat yang selalu membuat kakak untuk terus bertahan

Kakak mau, Seulgi bacanya sambil bayangin kalau kakak lagi meluk kamu sambil tersenyum. Hey, kakak nyuruh kamu senyum, bukan nangis ya, hapus dulu air matanya...

Gimana? Kakak tebak Taeyong di samping kamu kan? Kalau kamu sedih, jangan cari kakak lagi ya, peluk dia, karena dia rumah kamu yang sesungguhnya gi

Jangan coba-coba cari kakak ke China, karena kakak kan udah sempat cerita sama kamu kalau keluarga kakak udah pindah ke Indonesia, hehehehe

Kakak cuma pengen kamu tetep tersenyum, jaga Yura buat kakak. Dan maafin kakak ya, ngga sempat pamit sama kamu. Maaf.

Kakak cuma mau satu dari kamu, bahagia terus ya. Kakak juga mau bilang, kakak anak broken home, orang tua kakak udah cerai semenjak kakak kecil. Dan itu rasanya sakit banget gi. Tetap rawat si kembar bersama ayahnya ya gi, kakak mohon

Makasih udah pernah hadir dan singgah di  hati Kakak.

~•~

Hati Seulgi seperti ditusuk oleh berjuta-juta jarum, nyeri bercampur sesak menghiasinya. Tangannya meremat kuat kertas itu dan melemparnya ke sembarang arah.

"Lo egois tau ngga Tae! Lo egois! Hiks," teriak Seulgi menatap tajam ke arah Taeyong.

Karena pria itu juga sama-sama rapuh, Taeyong pun membalas tatapan itu tak kalah tajam. "Lo yang egois! Lo tau ngga? Disini gue menahan diri buat tetep setia sama Lo. Lo tau ngga rasanya seranjang sama istri sendiri tapi tetep nahan diri buat ngga nyentuh dia? Berat gi! Dan Lo, dengan seenaknya naruh perasaan Lo buat Kun," tubuh Taeyong bergetar, pria itu menunjuk tepat di depan wajah Seulgi.

Dengan nafas memburu, Seulgi menampar keras pipi Taeyong, bahkan sang empu meringis dan memalingkan wajahnya.

Plak

"Tapi Lo yang ngebuat gue berpaling Tae! Kak Kun yang selama ini nemanin gue, jadi bahu buat gue bersandar. Dan Lo malah asik sama Jennie disini. Gue bener-bener nunggu kedatangan Lo buat samperin gue, tapi buktinya, sampai sekarang Lo ngga ada niat buat cari gue kan?"

"Bukanya Lo yang menghindar saat gue datang ha?" balas Taeyong penuh penekanan.

Seulgi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, duduk bersandar di depan pintu. "Hiks, Seulgi butuh kakak, kakak dimana, hiks."

"Kun, dia sudah pergi."

"Jangan ngasal deh Lo kalau ngomong ha? Gue yakin kak Kun masih ada disini," ucap Seulgi tak terima.

Taeyong beranjak dari duduknya, hatinya sungguh sakit saat melihat wanitanya menangis karenanya. Ia pun berjalan mendekati Seulgi, memeluknya hangat dan membiarkan wanita itu menangis disana.

"Malam itu, Kun bilang sama aku. Dia selama ini mengidap gagal jantung, dan ya, dia tidak pernah mau berobat. Selama ini, dia menyembunyikan penyakit itu sendirian, ia bolak-balik ke rumah sakit setiap malamnya. Namun, akhir-akhir ini dia merasa tubuhnya sangat lemah, dia benar-benar merasakan sakit. Tiga bulan ini dia bukan menjalani coass, dia pergi buat kemo dan lainnya," jelas Taeyong sambil menatap ke plafon agar air matanya tidak kembali turun.

YOUNG PAPA Where stories live. Discover now