"Ayah, nenek ngga kenapa-napa kan?" lirih Yura mengusap pelan pipi Taeyong.

Taeyong menggeleng lemah, menatap nanar manik Yura yang sedikit mengeluarkan air mata. "Ngga kok, nenek orangnya kuat, jadi kamu tenang aja."

"Ayah, ayah marah ngga kalau Yuna dipeluk Buna?" ucapnya lagi sambil sedikit melirik ke arah Seulgi duduk.

"Loh ngga dong, kan bunda juga punyanya Yuna, jadi boleh aja lah."

"Oh gitu ya, ya udah deh."

Brankar Tiffany didorong keluar dari ruang rawat menuju ICU. Dengan langkah cepat, Seulgi berjalan mengikutinya. Ia juga selalu memanjatkan doa agar Tiffany baik baik saja.

Hari semakin larut, si kembar sudah pulang ke apartemen Seulgi bersama Joy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari semakin larut, si kembar sudah pulang ke apartemen Seulgi bersama Joy. Ya, Seulgi merasa kasihan pada adik iparnya yang sudah beberapa hari mengurung diri di ruangan Tiffany untuk menjaga mamanya.

Seulgi duduk seorang diri di ruang tunggu, memandangi room chat nya bersama Kun yang masih sama seperti beberapa hari lalu. Biarpun siang tadi sudah bertemu, namun tetap saja Kun belum mengabarinya.

Ia sedikit mendongak saat melihat seseorang mengulurkan sebuah kopi kemasan di depannya. Ya, dia Taeyong yang beberapa waktu lalu pamit keluar.

"Nih, aku tau kamu haus," ucap Taeyong dengan wajah datarnya.

Tanpa ragu, Seulgi merampas kopi itu dan segera meneguknya habis. "Makasih."

Pria yang memiliki paras menyerupai anime itu hanya mengangguk sekilas. Ia mendudukkan dirinya di samping Seulgi dan sedikit melirik ke arah iPhone Seulgi yang dibiarkan menyala di pahanya.

"Gi, ucapan mama tadi ngga usah dipikirin. Aku tau kamu disini juga udah bahagia kan? Tenang aja," ucap Taeyong sambil menatap lurus ke arah ruangan didepannya.

"Oh iya, ngga terlalu dipikirin juga hehe," balas Seulgi sembari menutup kembali botol yang ia pegang. "lama banget dokter Felix nih, gimana kalau aku masuk aja?"

Seulgi hampir berdiri, namun tangan wanita itu ditarik kembali oleh Taeyong, dan berakhir lah ia terduduk kembali ditempatnya. "Kenapa?"

Taeyong menggeleng. "Ngga, lebih baik disini aja. Paling bentar lagi selesai."

Benar saja, seperti yang Taeyong ucapkan, saat itu juga dokter keluar dari ruangan.

"Gimana dok keadaan mama saya?" tanga Taeyong cepat sambil melangkah mendekati dokter Felix.

"Ibu anda kondisinya cukup drop untuk saat ini, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan ibu Tiffany meski hanya sedikit peluang," ucap dokter Felix pelan lalu pergi meninggalkan Taeyong yang kini bersandar pada dinding ruangan.

Seulgi menatap Taeyong iba, wanita itu berdiri dan berjalan mendekati pria itu. Mengusap air mata yang mengalir di pipi Taeyong dengan ibu jarinya. Namun, entah mengapa hatinya juga merasa sedih melihat sisi rapuh Taeyong.

YOUNG PAPA Where stories live. Discover now