"Tapi kamu sedih kan? Maafin ayah ya tadi ngga langsung ngejar adek."

Kali ini Yuna mengangguk, siapa coba yang tidak sedih saat ia gagal bertemu dengan seseorang yang sudah lama ia rindukan. "I-iya. Tapi Yuna masih mau kok cari adek. Ayah tau kan Kaka kangen banget sama adek?"

"Ayah tau kamu kangen. Tapi kamu jangan sedih ya?'

"Iya ayah, Yuna ngga sedih."

Taeyong tersenyum, pria itu mengangguk. Ia mengerti apa yang kini dirasakan anaknya, ia juga takut kalau suatu saat Yuna jadi anak broken home yang merasa dirinya kurang perhatian dan merasa hidupnya paling berat dan sulit.

"Ya udah, kita temui lagi besok ya cantik? Sekarang kita balik istirahat,ok?" tanya Taeyong dan diangguki oleh Yuna.

Jennie yang mendengar langsung mendekat, membungkukkan badannya di samping Taeyong. "Kak? Ngga salah?  Kita mau liburan loh bukan cari orang itu. Kan tadi udah lihat Seulgi ga ngebolehin kakak ketemu dia."

"Bukan urusan Lo," Taeyong menggandeng tangan Yuna dan berjalan meninggalkan Jennie yang melongo disana.

Lagi lagi Jennie ditinggal sendiri, dengan kesal ia menghentakkan kakinya berjalan mengikuti Taeyong. "Ck, kenapa sih gue mulu disini yang salah."

"Ya emang Lo disini yang jadi sumber semua masalahnya!"

Melanjukan mobilnya menuju hotel dengan kecepatan sedang, Taeyong juga sempat berhenti di satu restoran untuk membeli makanan dan dibawa ke hotel. Awalnya memang ia ingin menyantapnya di tempat, namun melihat Yuna yang sudah kelelahan akhirnya ia memutuskan untuk membunuhnya saja.

Belum sempat menjalankan mobilnya lagi, iPhone Taeyong berdering. Nampak nama mamanya tertera di layar iPhone. Dengan cepat pria itu menggeser tanda telpon berwarna hijau.

"Halo ma, tumben banget telpon, kenapa nih?" tanya Taeyong dengan nada santainya.

"Tae, pulang sekarang! Papa kena tipu Tae! Kita bangkrut, huhuhu," jawab orang di seberang sana yang diikuti suara tangis.

"Kenapa bisa? Gimana caranya papa bisa kena tipu ma?"

"Hiks, udah kamu ngga usah banyak nanya. Kami pulang sekarang pokoknya."

Jennie yang mendengar menjadi panik, wanita itu merebut iPhone dari genggaman Taeyong. "Ma, ini ngga bener kan ma? Kok bisa papa kena tipu sih? Jadi, kita miskin dong? Terus tinggal kak Taeyong gitu yang kerja?"

"Heh kamu itu ya, bukanya ikut usaha bantuin cari solusi malah bikin kepala mama tambah pusing aja, pokoknya mama ngga mau tau besok kalian udah sampai rumah!"

"Loh ngga bisa gitu dong, Jennie aja belum sempat belanja, belum sempat...."

"Jennie, kasih hp nya ke Taeyong! Mama ngga ada urusan sama kamu!" pinta Tiffany tegas. Mau tak mau, Jennie mengembalikan iPhone itu pada pemiliknya.

"Iya ma, Tae akan urus semuanya. Sekarang mama tenang, biar Tae urus penerbangan sekarang juga," ucap Taeyong berusaha menenangkan.

Selesai bicara, Taeyong memutuskan panggilan secara sepihak. Ia cukup pusing dengan semuanya, dari janjinya pada Yuna untuk mempertemukan dengan Yura, kini malah ketambahan sama papanya yang tiba-tiba kena tipu sama clien.

Ting

iPhone nya kembali berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Sebelum kembali menancap gas meninggalkan parkiran resto, Taeyong kembali membuka rom chatnya dengan Tiffany.

YOUNG PAPA Where stories live. Discover now