Pertahanan yang ia bangun susah payah hancur saat dengan mata kepalanya sendiri ia menatap sosok itu ada dihadapannya. Tembok yang sudah ia yakini begitu kokoh itu rubuh begitu saja saat indera pendengarannya bisa mendengar desibel akrab itu menggumam memanggilnya dengan sebutan 'hyung'. Tapi juga, hati yang sudah susah payah ia keraskan itu dengan mudahnya ikut luluh lantah saat sosok itu dengan dingin menatapnya dan berkata bahwa dirinya berubah dan menolak memeluknya bahkan setelah dua tahun yang begitu menyiksa Yoongi.
Jadi bagaimana... bagaimana jika sosok dihadapannya ini juga melakukan hal yang sama? Menolaknya. Membencinya. Bagaimana?
Yoongi sejatinya masih tak memahami letak kesalahannya hingga ia berakhir seperti ini. Beberapa waktu lalu Seokjin masih orang yang sama yang selalu memarahinya. Taehyung masih adik yang sama yang selalu datang ke studinya dengan wajah cemberut hanya untuk mengadukan betapa menyebalkannya Seokjin. Dan bahkan... Namjoon masih bisa dihubungi untuk mendiskusikan beberapa project mereka atau sekedar bertukar kabar seperti biasa.
Tapi sekarang semuanya seolah lenyap begitu saja. Semua berubah hanya karena satu berita. Iya, Yoongi tahu ini bukan pertama kalinya berita seperti ini muncul. Seokjin menyinggungnya saat pertengkaran terakhir mereka mengenai sosok itu yang berusaha mengakhiri hidupnya di dinginya sungai Han tiga bulan lalu. Namun tak ada yang berubah. Seokjin tetap sama. Taehyung pun tak berbeda.
Lalu kenapa kini semua seolah berubah menjadi membencinya?
Seolah semuanya adalah salahnya hingga mereka menodongkan anak panah itu tepat padanya. Kenapa?
Jika ingin dikatakan jahat bukankah mereka juga yang sama-sama ikut meninggalkan sosok itu dua tahun lalu? Mereka sama jahatnya tapi kenapa mereka hanya menyalahkan Yoongi saat ini?
Munafik. Bahkan setelah semua yang mereka lakukan dua tahun ini, mereka kini bertingkah seolah mereka masih sosok yang sama yang dulu selalu ada untuk sosok itu.
Sekali lagi Yoongi tekankan, sosok itu yang menghilang tanpa kabar dua tahun lalu.
Sosok itu yang dua tahun lalu begitu egois dan kekanak-kanakan dengan pergi tanpa memberi kabar hingga membuat mereka khawatir. Membuat mereka semua panik hingga berujung kejadian naas itu.
Bahkan hingga pembubaran grup mereka.
Rasanya sudah terlihat jelas siapa yang kini patut disalahkan.
Lagi-lagi Yoongi tersentak dari lamunannya karena suara nyaring yang Dawon timbulkan. Netranya mengerjap cepat dan heran saat mendapati wanita dihadapannya itu mulai berkaca-kaca dan bahkan menangis. Kening Yoongi semakin mengerut heran karena belum sempat Yoongi bertanya ada apa dengannya, sosok itu justru dengan cepat berlari keluar dari ruangan Hoseok sambil berteriak memanggil dokter dan perawat.
Pemuda Min itu masih menatap pintu yang sedikit terbuka itu dengan sejumlah pertanyaan dalam benaknya. Tapi satu sentuhan lembut yang terasa sedikit dingin itu rupanya lebih berhasil menyentak diri Yoongi. Matanya membola hebat saat menatap lengan yang kini berusaha menggenggam jemarinya adalah lengan Hoseok.
Kedua netra itu terbuka begitu pelan. Mengedipkan kelopak lentik itu beberapa kali sebelum mengernyit merasakan sakit yang menyerang kepalanya. Kedua manik yang telah sekian lama terpejam itu kini terbuka.
Jantung Yoongi berdebar begitu kencang. Ia mulai menangis bahkan tanpa sadar menahan nafasnya sendiri saat genggaman pada tangannya semakin mengerat. Sosok itu... Tatapan itu... Jung Hoseoknya telah terbangun.
***
"Aku ada dimana?" Itu pertanyaan lumrah yang selalu terlontar dari seseorang yang baru saja kembali mendapatkan kesadarannya. Dokter dan beberapa perawat yang tadi datang dan memeriksa Hoseok baru saja pergi. Menyisakan Dawon yang masih berusaha mengontrol tangisnya juga Yoongi yang begitu betah memeluk sang adik.
YOU ARE READING
기억 MEMORY || BTS
FanfictionSemua kenangan itu tersimpan rapi di laci sudut kepalaku Semua kenangan itu seperti huruf korea 'giyeok' Permulaanku yang berharga An ordinary story between their friendship and memory Inspirasi : 💜 Puisi RM di Run BTS eps 56 ...
MEMORY || 20
Start from the beginning
