Adiknya benar-benar terlihat hanya seperti orang yang tertidur begitu pulas namun sayang dia terlalu lama betah menutup matanya itu. Satu sisi ada gelitik bisik yang menyinggahi hati Yoongi bahwa ia harus bersyukur Hoseok masih berlama dengan pejamannya. Karena dengan begitu, pemuda Jung itu tak akan melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana hancurnya mereka.
Sebuah grup. Tidak. Bahkan mereka telah menyatukan hati seperti keluarga, hancur begitu saja dalam waktu yang terhitung cepat. Rasanya waktu itu, Yoongi bahkan masih belum bisa bernafas lega memandang Hoseok yang terbaring lemah dengan berbagai alat penunjang kehidupan, tapi kabar lain justru memukul keras akal sehatnya.
Grup nya resmi dibubarkan.
Yoongi tersentak dari lamunannya saat suara pintu terdengar nyaring. Sosok kakak perempuan Hoseok, Dawon, muncul tak lama setelahnya dengan beberapa tas besar yang Yoongi sendiri tak tahu apa isinya.
Refleks Yoongi segera membantu Dawon membawa barang-barangnya. Setidaknya meski pikiran dan hatinya masih begitu kacau, ia belum melupakan sopan santunnya.
Dawon tersenyum lembut. "Terima kasih." Mengucapkan kalimatnya dengan begitu tulus sebelum meregangkan tubuhnya yang terasa begitu pegal.
"Noona, baik-baik saja?" Yoongi bertanya pelan sesaat setelah kembali pada duduknya dan memperhatikan sosok wanita yang begitu mirip dengan Hoseok itu meneguk habis segelas penuh air mineral dingin.
Dawon meletakkan gelas itu ke tempatnya semula sebelum mengalihkan kembali fokusnya pada Yoongi. "Aku baik-baik saja. Hanya memang ada banyak hal yang harus ku urus di butik."
Yoongi menangguk menanggapi jawaban Dawon. Hening kembali menyergap. Bahkan sebenarnya bisa dikatakan canggung. Mungkin biasanya mereka masih bisa mengobrolkan banyak hal terlebih obrolan seputar seni yang menjadi bidang keduanya. Bahkan begitu asik. Sesekali mengenang bagaimana sikap dan kelakuan Hoseok sehari-hari yang tak pernah ada habisnya dalam memori mereka.
Namun atmosfer yang tercipta dari aura sosok sahabat sang adik itu bisa Dawon rasakan begitu tak baik. Jika Dawon benar dalam tebakannya, dia yakin bahwa Yoongi pasti telah bertemu dengan Jimin.
Meski tetap saja, ada hal yang mengganjal dalam hati Dawon jika tebakannya benar. Karena, bukankah sosok itu seharusnya terlihat lebih cerah? Park Jimin sudah mendapatkan ingatannya kembali. Sosok itu bahkan bisa dengan jelas mengenali Dawon kala itu. Rasanya mustahil jika ada skenario bahwa Jimin justru tak mengenali sosok pemuda Min dihadapannya ini.
"Ada sesuatu terjadi?" Dawon memberanikan diri membuka suaranya. Dia sama sekali tak berniat mengulik alasan mengapa Yoongi terlihat begitu muram dihadapannya. Tapi setidaknya harus ada sedikit bahan obrolan agar hening yang langka ini tidak semakin mencekik mereka. Dawon bahkan benar-benar kehilangan kemampuannya mencairkan suasana.
Yoongi mengalihkan pandangannya dari wajah Hoseok dan menatap tepat pada raut khawatir Dawon disisi lain ranjang Hoseok. Dirinya menggeleng pelan, "Tak ada apa-apa, noona. Aku hanya merindukan Hoseok."
Mata sipit itu lagi-lagi kembali beralih menatap wajah damai Hoseok. Bukan tak memperdulikan presensi Dawon di hadapannya, namun yang ia butuhkan saat ini hanya ketenangan yang bisa ia dapatkan dari sosok yang masih setia memejamkan matanya itu.
Yoongi tak akan pernah berbohong saat tadi mengatakan bahwa ia merindukan Hoseok. Itu nyata. Namun tiba-tiba saja ada ketakutan yang menyergapnya kuat saat lintasan ingatannya memutarkan kejadian di studionya tadi.
Jimin. Park Jimin. Yoongi... juga sangat merindukan sosok itu. Adiknya yang selalu ada bersamanya. Memperhatikan bahkan setiap hal kecil dari dirinya. Yoongi benar-benar merindukan Jiminnya. Waktu dua tahun bukan waktu yang sebentar untuk menahan rindu yang begitu hebat menyiksanya. Tapi waktu dua tahun juga bukan waktu yang cukup untuknya bisa melapangkan hati membiarkan sosoknya pergi bersama memori yang tak lagi sosok itu ingat.
YOU ARE READING
기억 MEMORY || BTS
FanfictionSemua kenangan itu tersimpan rapi di laci sudut kepalaku Semua kenangan itu seperti huruf korea 'giyeok' Permulaanku yang berharga An ordinary story between their friendship and memory Inspirasi : 💜 Puisi RM di Run BTS eps 56 ...
MEMORY || 20
Start from the beginning
