Sosoknya yang Seokjin pikir akan lebih panik dan khawatir darinya rupanya bisa dengan tenang meminta Seokjin untuk coba memastikan dan bertanya perihal keberadaan dan keadaan Yoongi. Adiknya itu berkata bahwa jikalau memang Yoongi sedang tak baik, mereka bisa menyiapkan amunisi untuk berusaha menenangkannya atau setidaknya tidak memperparah keadaan Yoongi. Dan Seokjin rasa itu memang hal yang tepat.
Iya. Kehadirannya dan Jimin belum tentu akan memperbaiki keadaan jika Min Yoongi saat itu memang benar tak baik saja. Tapi sayang, sahutan terlampau biasa di seberang sana justru berhasil menyulut Jimin.
"Min Yoongi? Kurasa dia baik-baik saja. Setiap hari dia masih selalu terlihat berangkat ke agensi tepat waktu, ohh dan bahkan akhir-akhir ini dia tidak pernah pulang terlalu larut seperti dulu. Yang pasti dia terlihat baik saja seperti biasanya."
Seokjin mungkin akan bernafas begitu lega andai saja kabar seperti ini Seokjin dengar waktu dulu. Namun tidak untuk sekarang. Karena sekali lagi... bagaimana sosok itu tetap tak terusik setelah berita begitu heboh membicarakan mengenai Jungkook. Bagaimana bisa?
***
Yoongi terpaku sesaat ia membuka folder dalam komputernya. Dia memilah sedikitnya ada enam lagu yang sudah ia selesaikan dalam waktu satu bulan ini. Waktu yang terlampau cepat bagi dirinya yang sering kehilangan fokus akhir-akhir ini. Hembusan nafas ia tarik pelan. Meregangkan sedikit otot-ototnya sebelum memutuskan untuk kembali berkutat pada pekerjaannya.
Ia tak terusik sama sekali. Meski sindiran tak pernah sekalipun berhenti terdengar menyambangi indera pendengarannya dua minggu terakhir ini tapi dirinya tak peduli.
Apa yang salah padanya? Dirinya hanya melakukan pekerjaan seperti biasanya tapi mengapa orang-orang begitu sibuk menggunjingkannya seperti itu.
Apa karena sosok itu?
Yang lagi-lagi berusaha menarik perhatian dengan mencoba mengakhiri hidupnya?
Yoongi hanya akan tertawa tipis jika mengingatnya. Yoongi tak lupa akan apa yang telah ia katakan pada sosoknya malam itu. Tak akan pernah lupa karena memang itu yang sedari dua tahun lalu ingin ia ungkapkan.
Hatinya masih sakit saat menatap Hoseok yang tak mau membuka matanya. Dadanya sesak ketika mengingat bagaimana Jimin sama sekali tak mengenali dirinya. Menatap Taehyung yang hancur, kepergian Namjoon, Yoongi benar-benar tak akan pernah melupakan bagaimana keegoisan sosok itu berujung menghancurkan mereka semua.
Pria Min itu masih terus berkutat pada komputernya. Menggabungkan beberapa melodi dan mencoba menulis lirik untuk musik yang telah ia selesaikan. Namun konsentrasinya seketika terganggu saat suara 'klik' pada pintunya terdengar.
Ada seseorang yang berhasil membuka sandi pintunya.
Dan sudah Yoongi pastikan itu adalah sosok itu. Hanya dua orang yang mengetahui sandi pintunya. Dirinya dan... Kim Seokjin. Ya, kakaknya yang telah dua minggu ini menghilang dari hadapan Yoongi semenjak pertengkaran keduanya malam itu.
Tiba-tiba Yoongi merasakan sesuatu berdesir halus dalam dirinya. Tak bisa dipungkiri, Yoongi merindukan sang kakak yang tak pernah absen memarahinya dulu. Di minggu pertama Seokjin menghilang sejak kabar itu, sejujurnya tak ada satu detikpun Yoongi habiskan untuk tak memikirkan sang kakak.
Ada setitik rasa bersalah yang muncul mengganggu dirinya. Fokusnya dalam studio kebanggaannya itu berubah menjadi hanya menanti pintu itu terbuka dan kembali menampilkan sosok Seokjin yang akan memarahinya.
Tapi sayang tak ada sedikitpun tanda sang kakak akan muncul. Ia mulai merasakan hampa itu berubah menjadi benci yang tiba-tiba saja memuncak kala sadar bahwa bisa saja kakaknya telah berbalik ikut memihak Jeon Jungkook.
YOU ARE READING
기억 MEMORY || BTS
FanfictionSemua kenangan itu tersimpan rapi di laci sudut kepalaku Semua kenangan itu seperti huruf korea 'giyeok' Permulaanku yang berharga An ordinary story between their friendship and memory Inspirasi : 💜 Puisi RM di Run BTS eps 56 ...
MEMORY || 19
Start from the beginning
