"Yuna mau om," jawab Yuna sambil berlari kemudian duduk dipangkuan om gantengnya.

Yura sedikit termenung, ia ingin ikut dengan om nya bermain, ya karena kalau sama Doy dan Lucas semua keinginannya pasti akan terpenuhi. Tapi disisi lain, ia terlalu sayang pada bundanya hingga tak tega kalau pergi meninggalkan bundanya yang terlihat masih sedih. "Yula uga mauh, tapi yula ga mauh ninggal buna di lumah dili."

"Kan bunda udah gede, ga apa apa lah dirumah sendiri. Toh juga ada bibi kan Ra?" balas Doyoung.

Yura sedikit menatap wajah bundanya, Seulgi cepat cepat mengangguk agar Yura mau pergi dengan om nya, ya karena Seulgi yang minta agar ia bisa menenangkan diri sejenak. "Yura pergi aja, bunda juga mau ketemu opa sama Oma bentar, ok? Jangan nakal ya kalau pergi sama om."

Wajah Yura kembali berbinar. Ia meraih tangan Doyoung dan ikut masuk ke dalam pelukan om nya. Doyoung hanya terkekeh dan lega akhirnya si kembar mau ia ajak pergi. "Gi, gue mohon Lo pikirin baik baik keputusan Lo. Gue ga mau keponakan gue yang jadi ikut merasakan ini semua. Tolong Lo bicara sama ayah sama bunda baik baik gi, kita pamit."

"Ya elah kak, Lo mah tenang aja. Insyaallah gua ga akan salah jalan, moga ayah sama bunda juga ngizinin aku ya kak?"

Doyoung hanya mengangguk dan sedikit menyunggingkan senyumnya. "Yoi, pasti itu mah gi."

"Titip anak anak bentar ya kak, jangan sampai lecet merekanya."

Kini senyum Doyoung luntur seketika, ia berdecak menatap Seulgi yang tengah menyengir. "Gila, Lo masih ga percaya sama gue setelah berkali kali gue bawa anak Lo main ha?"

"Ya ga gitu, kan siapa tau Lo asik sama Lucas jadi lupa."

"Gila Lo, udah lah gue pamit, sekali lagi moga lancar ya gi."

"Sipp!"

Setelah mengantar Doyoung dan kedua anaknya keluar, Seulgi buru buru mengambil sling bag dan menancap gas menuju cafe tempat ayahnya akan makan siang, namun ia juga sudah menghubungi bunda juga mami papinya untuk ikut makan siang di tempat yang sama juga.

Sesuai tujuannya, Seulgi kini sudah berada di salah satu cafe milik keluarganya yang sudah diurus sama salah satu orang yang kurang mampu dan mendapat kepercayaan oleh Siwon. Ia duduk di lantai dua cafe dan menunggu kedua orang tuanya dan tak lupa orang tua Doyoung juga. Biar apapun, Seulgi juga akan meminta izin bahkan pendapat sebelum ia memutuskan sesuatu ke pada orang tua keduanya juga.

Lima belas menit ia menunggu, keempat orang yang ia tunggu pun datang dan diikuti pelayanan yang siap dengan berbagai hidangan dinampan. Seulgi pun memutuskan untuk mengajak mereka makan terlebih dahulu, baru ia akan menyampaikan tujuannya bertemu siang ini.

"Ayah, Papi, Bunda, Mami. Seulgi jadi mau ngambil s2 kedokteran spesialis di Singapore," ucapnya dengan lirih setelah semua selesai menghabiskan makanannya.

Siwon yang mendengar itu pun merubah raut wajahnya menjadi serius. "Apa kamu ga mau bicarakan dengan suamimu dulu gi? Ayah tau kalian sedang mendapat ujian rumah tangga, tapi ingat! Biar apapun, Taeyong tetap suami kamu, dia tetap ayah dari Yuna Yura. Gimana kalau mereka mencari cari ayahnya ha?"

Seulgi menunduk, benar kata ayahnya, kalaupun keduanya ikut dengan Seulgi, bisa bisa Yuna rewel merindukan ayahnya. Kalaupun mereka ditinggal, Seulgi juga tidak akan kuat jauh dari putri kesayangannya itu.

Namun, kalaupun ia menetap di sini, ia juga sudah seperti kehilangan semangat hidupnya. Taeyong benar benar pergi tanpa mengabarinya, bahkan semalam Siwon juga sudah menghubungi Donghae untuk bertanya keadaan Tiffany juga Taeyong, namun Donghae justru tidak memberi tahunya bahkan mertua Seulgi itu malah mengundurkan diri dari perusahaan keluarga Choi.

YOUNG PAPA Where stories live. Discover now