64. Kejutan semesta

Start from the beginning
                                    

"Gue nggak pernah bilang, kalo gue percaya. Gue juga nggak pernah bilang, Alexa yang salah dalam hal ini."

"Tapi kamu marah-marah tuh, sama Alexa. Itu udah buktiin kalo kamu emang percaya, kalo Alexa munafik, alias busuk!"

Dirga mengangkat tangan, kemudian mengapit kedua pipi Ella dengan mata merah meredam amarah.

"Denger, gue udah nurut sama semua keinginan lo. Jangan sekali-kali, lo berani nyentuh dia. Dia terluka seujung jari sekalipun, gue akan cari lo, kemanapun lo pergi. Jangan harap, lo akan lepas dari gue, jalang!"

Dirga menghempaskan tangannya kemudian meludah kasar. Menatap Ella dengan netra tajam yang menusuk. Ia membalik tubuhnya, kemudian berjalan masuk ke dalam markas.

Ella termenung memegangi bekas kemerahan di lengannya karena cekalan Dirga. Ucapan laki-laki itu begitu nyata dan menohoknya. Hal itu membuat hatinya bergetar. Ada sedikit rasa takut, di hatinya.

*****

"Siapa bos, siapa?! Klien penting kah? Sampe private segala ngobrolnya??" semprot Cecep beringsut duduk di samping Dirga, setelah laki-laki itu  kembali dari luar markas.

Dirga menyenderkan kepala di sofa, memejamkan kedua matanya mencoba menetralkan desiran ombak di dalam hatinya. "Bukan siapa-siapa," jawabnya.

Cecep mengernyit, "boong kan lu? Jangan kebanyakan boong deh bos! Pantat lu jadi dua entar, gue nggak tanggung jawab pokoknya."

"Diam, gue pusing." Dirga memerintah kalem, dengan mata tertutup.

Wahyu mendekat kemudian membisikkannya, "mampus, garing!"

"Apa sih lo! Iri kan lo nggak deket-deket sama gue? Lo pengen gue deketin elo kan Yu, ngaku aja lo!" Cecep memojokkannya.

"Dih, nggak jelas lo Cep. Gue masih waras, masih suka yang seger!" jawab Wahyu lantang.

"Alah, yang layu juga lo doyan! Ngaku aja deh Yu," desak Cecep.

"AU AH, GELLAY!!"

"Berisik, sialan! Lo pada tuli? Gue ngomong apa barusan, hah?" Dirga menggertak membuat mereka langsung diam, beradu pelototan mata dan menggerakkan bibir tanpa timbul suara, saling menyalahkan.

Raja melirik sekilas dengan santai, kemudian kembali pada bukunya.

Kling!

Satu pesan masuk, membuat ponsel Dirga diatas meja berbunyi. Awalnya ia tak peduli, tapi lambat laun hatinya tergerak untuk mengambil ponsel, karena notifikasi chat terus berbunyi.

Kling!

Kling!

Laki-laki itu menengadahkan tangan, tanpa bergerak dari posisinya. Dari nomor asing, yang tiba-tiba mengirimkan chat berisi tiga video yang ia abaikan karena menganggap bahwa orang tersebut hanya sekedar iseng.

Pikirannya sedang runyam tak menentu karena Alexa, dia tidak ada waktu untuk meladeni ke-isengan seseorang.

Kling!

+62 852-2709-****
Kebenaran
22:00

Dirga termenung, membaca pesan terakhir. Sedikit linglung, dan tergiur untuk membuka video yang dikirimkan.

"Siapa bos?" tanya Cecep yang tadinya sibuk bertengkar dengan Wahyu, hingga mengapit leher Wahyu disela-sela ketiaknya.

"Nomor asing, nggak penting."

DIRGANTARA (SELESAI)Where stories live. Discover now