Chapter 14. Hangat

662 129 90
                                    

Aneh ih apdet bukan waktu malem wkwk

































.....

Mempersilahkan Seungmin untuk duduk di sampingnya, Chan menutupi tubuh atas putra Halimawan yang polos menggunakan handuk sambil bertanya, "Dingin ya beb?"

Bibirnya bergetar karena dingin, Seungmin mengangguk sambil merekatkan handuk miliknya.

Berbeda dengan Seungmin yang masih dalam kondisi basah, Chan sudah sepenuhnya kering. Menggunakan bathrobe yang melekat di tubuh, dia dengan senang hati mengelus pelan punggung Seungmin. Hitung-hitung modus.

"Anget gak?"

"Hn."

'Asyek si bebeb lagi jinak. Jadi enak awokawokawok.' -- Rizaldi, para pencari kesempatan.

Oh kalau kalian bingung, mereka sedang berenang untuk penilaian pelajaran olahraga. Supaya tidak bentrok dengan jam sekolah, agenda renang kali ini diadakan di hari Minggu.

Back to topic. Karena nama Chan diawali dengan huruf D, tentu saja dia sudah di tes lebih awal, keluar dari kolam dan menikmati kebebasan.

Berbeda dengan Seungmin yang terus menunggu di dalam kolam sambil menunggu giliran namanya dipanggil. Kenapa tidak masuk ke airnya nanti saja? Karena katanya, lebih baik diam di air supaya tubuh tidak kaget karena dingin.

Tapi sialnya, hari ini cuaca kurang mendukung. Matahari tampak malu-malu dan angin bermain dengan sepenuh hati. Seungmin awalnya ingin menunggu di tepi kolam tapi karena sudah tanggung menunggu di dalam air, dia memilih untuk terus disana sampai akhir.

Inilah asal usul kenapa Seungmin bisa jinak. Karena tidak ada matahari, hangat dari tubuh Chan cukup membantu agar dia tidak mati kedinginan.

"Beb."

"Hm."

"Ko rasa-rasanya punggung pangeran bolong ya?"

"Sejak kapan Dami jadi sunder bolong."

"Etdah. Peka atuh beb. Maksudnya ada yang ngeliatin pangeran dengan intens dan kalo matanya punya laser, udah bolong nih punggung pangeran karna diliatin terus."

"Oh."

"Gitu doang reaksinya?"

"Terus Widya harus apa? Kayang?"

"Kaya yang bisa aja."

Plak!

"Adaw, perih ih."

"..."

Tidak ada sahutan dari Seungmin. Keduanya diam di posisi masing-masing. Satu dipeluk, satu yang memeluk.

Seseorang yang memperhatikan mereka tadi segera bergabung dan menghilang dalam keramaian.

"Dami."

"Apa cinta?"

"Mih kuah kayanya enak."

Chan menarik tangannya yang memeluk Seungmin. Merogoh tasnya kemudian menarik murid lain secara acak, "Bro, beliin pangeran mie kuah. Dua. Nih duidnya---"

"Dami."

Chan berbalik dengan mata yang berbinar, "Kenapa cinta?"

Seungmin kebal dengan pemandangan seperti ini, "Dami yang beli, bukan nyuruh orang lain."

"Ko gitu? Kalo pangeran yang beli, siapa yang bakal angetin kamu???"

Oke, Seungmin ternyata masih belum cukup kebal dengan kata-kata kelebihan madu itu, tapi dia masih bisa menanggapi dengan cukup baik, "Widya juga tau kalo Dami laper, biar sekalian aja beli dua porsi."

LIBENA ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon