Chapter 41. Halal 🎉 [End]

1.8K 126 396
                                    

Ini....bakal agak panjang

Siap kondangan gais? Kuyyy~~~






























.....

Menatap kedua sahabatnya bergantian, Seungmin bertanya, "Kalian gak kaget Widya sama Aris?"

"Kaget bangetlah tapi lebih dominan bersyukur karna diantara kita cuma kamu doang yang belum taken." Felix cengengesan, "Tau gak kalo aku sama Candra pernah hampir baku hantam gara-gara kamu?"

Seungmin terkejut, "Ha?"

Jisung menunjuknya menggunakan garpu mini, "Abis kamu nangis waktu itu, aku yakin banget kalau kamu suka sama salah satu trio bucin tapi dia gak percaya. Akhirnya kita saling ngotot dan hampir adu jotos."

Felix menggebu-gebu, "Terus abis kejadian nangis itu, kamu itu kaya sinderela, berubah dalam semalam tapi jadi manusia bawang. Banyak banget lapisan kulitnya yang kadang bikin kita susah bedain mana yang asli sama palsu, bikin kita plin plan sama pendapat sendiri."

Mengangguk membenarkan, Jisung menyantap kue saat melanjutkan, "Sampe akhirnya kita nyerah dan mikir 'Widyanya aja b ae, tenang macam air, kayanya semua praduga kita salah'. Dan ujung-ujungnya kita jadi penonton biasa yang nunggu waktu buat jawab pertanyaan. Eh ternyata..."

Seolah mendapat ilham, Felix menuangkan opini dengan raut serius, "Berarti kamu suka karena terbiasa, iya gak sih?"

"Hemm bisa jadi." Balas Jisung sambil manggut-manggut.

"Eh eh tapi kapan dan gimana si Aris pas ngelamar? Pengen tau nih."

"Ayoo cerita."

"..."

Disudutkan dengan tatapan penuh harap dari keduanya, Seungmin berdeham, "Oke..."












Flashback on

Saat mobil kembali melaju, kali ini bukan hanya hening yang menguar di udara namun harum martabak yang memabukkan. Seungmin menebak itu pasti martabak spesial. Bersama aroma manis ini, dia menikmati sisa perjalanan pulang dengan hati yang sedikit ringan.

Tiga puluh menit kemudian, mereka hampir sampai di area komplek. Tapi bukannya berbelok, kendaraan roda empat itu mengambil jalan lurus. Seungmin bingung, "Kita mau kemana?"

"Nanti juga tau." Balas Minho singkat.

Seungmin memperhatikan keluar jendela. Kawasan yang mereka tinggali adalah kaki gunung dan saat ini Minho membawanya ke tempat yang sedikit lebih tinggi.

Ayahnya pernah menyebutkan, ada sepetak lahan kosong di atas dan sepertinya akan indah jika melihat kerlap kerlip lampu kota dari lahan itu saat malam. Perkataan Wonpil terbukti benar karena mobil berhenti di sebuah lahan kosong, menghadap langsung pada pemandangan kota.

"Turun."

Mengikutinya untuk turun, angin malam yang kuat seketika menyapa saat membuka pintu. Berdiri beberapa langkah di depannya adalah Minho yang memperlihatkan punggungnya. Sejenak ragu, Seungmin menghampiri dan berdiri bersisian dengannya.

Dari tempat mereka yang tinggi, warna warni lampu tampak seperti bintang yang bertaburan. Sejenak, Seungmin terbuai dengan indahnya.

Puk

Berjengit kaget saat sesuatu jatuh di pundaknya, ternyata itu adalah jas yang Minho sampirkan. Seungmin baru menyadari jika Minho memakai setelan rapih. Tapi karena jas itu sekarang ada padanya, apa yang tersisa pada Minho hanya kemeja putih.

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang