Chapter 6. Satu Kelompok

852 150 81
                                    

Letsgow~~~
(Sepertinya minor edit hehe)













.....

"Widya tau lagu nasyid yang terbaru gak?"

"Taunya lagu Opick yang Tombo Ati hehe."

Hyunjin menganggukkan kepala dan tersenyum maklum, "Oh, kirain."

"Widya jarang denger lagu nasyid, maap. Emangnya kenapa Rel?"

"Cuma pengen nyari yang baru aja."

"Ohhh."

Dari belakang, Chan nyelepit diantara Seungmin dan Hyunjin, tidak lupa merangkul kedua tiang yang sebelumnya berjalan berdampingan itu. Senyum lebar namun masih terlihat tampan terpampang, dia berkata dengan percaya diri, "Nasyid? Tanya aja sama pangeran Damiano. Nih ya biar pangeran kasih tau lagu nasyid yang enak tuh kaya Muhasabah Cinta atau Sebiru Hari ini."

Seungmin sedikit sangsi karena manusia playboy ini ternyata sedikit banyak memiliki pengetahuan tentang lagu yang memiliki unsur religi tersebut, "Dami kamu kapan tobat? Ko gak bilang-bilang?"

Chan menaruh kedua tangannya didepan dada, merasa tertohok, "Sungguh jahad dan kejamnya kata-kata yang kamu ucapkan, apa salah suamimu ini?"

Felix dan Changbin yang berjalan di belakang mereka menyaut berbarengan sambil memakan coki coki, "Banyak."

Seungmin mengangguk, "Jawabannya udah diwakilin sama mereka."

"Sakit hati abang dek! Sungguh teganya teganya teganya teganya." Kata Chan dramatis dan bernada. Tapi dalam waktu cepat, dia kembali seperti semula, "Gimana Rel, mantap kan rekomendasi dari pangeran Damiano ini?"

Hyunjin tersenyum tipis, "Makasih ya."

"Tapi menurut pangeran sih, Muhasabah Cinta soalnya ini yang paling ngena to my kokoro."

Seungmin menghela napas lelah melihat Chan kembali berulah, "Nah kan kumat lagi penyakit ngedramanya. Malu banget punya temen sebangku kaya dia."

Sedari tadi, mereka berjalan menuju kantin untuk mengisi perut. Saat memesan mie ayam, Seungmin tidak lupa untuk membeli beberapa manisan.

 Saat memesan mie ayam, Seungmin tidak lupa untuk membeli beberapa manisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur, Seungmin takjub. Hanya dengan lima buah permen susu dan lima permen yupi berbentuk hati, Minho benar-benar mau membantu mengerjakan pr fisikanya.

Pensil yang menari sejak lima menit lalu kini diletakkan di atas meja, menandakan si jenius angka sudah selesai dengan pekerjaannya. Kelopak matanya terangkat, menampilkan iris hitam yang tampak dingin tapi memikat.

Dengan dagu yang terangkat seolah tidak ada yang tidak bisa dia kerjakan di dunia ini, Minho mendengus, "Soal segampang ini kamu gak bisa? Sama sekali??"

Seungmin masih harus menjaga sikapnya supaya manusia di depannya tetap mau membantunya melewati rintangan pr fisika. Jadi dia menulikan pendengaran dari kata-kata yang arogan itu sebelum menjawab dengan rendah diri, "Widya emang bodo, Aris enggak ada tandingannya. Wah, hebat~"

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang