Chapter 15. Triple date?

731 135 126
                                    

Yeayyy~
Malem mingguan sama kalian lagiii
\(^o^)/
























....

Pernahkah Milea mengatakan kalau SMA JYP memiliki taman? Kalau belum, Milea beritahu sekarang.

Rumputnya yang hijau dan dipotong rapi terlihat seperti karpet dari kejauhan, pohon rindang ditanam di berbagai titik, dan jalur berbatu hadir untuk menambah kesan alami.

Singkatnya, ini adalah tempat yang paling sempurna kalau ingin bolos atau sekedar menenangkan pikiran.

Bagi Seungmin sendiri, ini adalah pertama kalinya dia menginjakkan kaki disini. Terlalu malu untuk berkunjung karena tidak jarang ditemukan murid perempuan yang menggelar tikar sedang bersenang-senang, spot untuk pdkt, atau sebagai tempat bagi mereka yang ingin menembak seseorang.

Singkatnya, ini adalah tempat yang tidak bisa dikunjungi seorang diri. Kalaupun mau, minimal ajak teman agar tidak terlihat seperti jomblo.

Dan hari ini adalah kali pertama dia pergi ke taman. Buku, tempat pensil, dan kotak makan adalah perlengkapan yang dibawa. Setelah sampai di tempat kejadian perkara, yang perlu dilakukan sekarang adalah mencari dimana---

"Oh, disana."

---Minho berada.

Menemukan seseorang tengah menyender ke pohon sambil membaca novel, Seungmin berlari kecil ke arahnya, "Aris."

Minho hanya menaikkan kelopak mata ketika namanya dipanggil. Ketika Seungmin semakin dekat, riak di matanya menunjukkan kelembutan dan menyimpan rasa gemas yang hampir membuat sudut bibirnya terangkat.

"Ih gemes~ kaya lagi piknik."

Jangan salahkan Seungmin untuk berpikir seperti itu. Perpaduan antara naungan pohon rindang, tikar yang digelar, dan langit cerah adalah kombo sempurna dalam menciptakan piknik yang ada di kepalanya.

Didorong oleh kesenangan ini, dia membuka kotak makan yang isinya adalah sandwich dan beberapa potong brownis. Karena les fisika kali ini bukan di perpustakaan, mereka bisa makan secara leluasa tanpa perlu khawatir ketahuan.

Seungmin mengunyah sandwich sambil memandang langit. Minho memperhatikannya dari samping, tidak menghentikan aktivitas dari pemuda yang dia suka.

Dia sudah menebak kalau Seungmin akan terlena dengan alam, melupakan les fisika dan terbuai dengan suasana piknik. Biarkan saja, toh niatnya memang seperti itu. Untuk menciptakan momen bersama.

"Aris."

Minho tersentak. Dia masih belum mengalihkan perhatiannya sedari tadi.

Seungmin juga menatapnya, "Aris ngantuk? Atau ngelamun?"

Tidak mungkin bagi seorang Minho untuk menjawab 'mikirin kamu' karena akan terdengar bukan gayanya sekali. Jadi yang keluar dari mulutnya adalah, "Dua-duanya."

Otak Seungmin bekerja cepat, dia bertanya dengan senyum yang menyembunyikan maksud, "Aris~ lesnya nanti aja boleh? Atau nanti aja di rumah Widya? Gimana? Sayang banget, ini suasananya enak buat piknik---"

"Hm."

"...Eh? Boleh?"

Minho masih menyender, novel sudah ditempatkan di samping badannya dan sekarang dia bersedekap, "Suka-suka kamu."

Seungmin melakukan selebrasi secara diam-diam. Dia mengeluarkan handphone dan mulai mengambil gambar, lumayan untuk mengisi galeri karena cuaca sedang bersahabat. Begitu asyik sampai tidak melihat bagaimana senyum Minho mengembang dengan indah melihat tingkah lakunya.

LIBENA ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora