Chapter 40. Hilalnya Widya

1K 113 245
                                    

MUNOJOBORIN!!!!!!! Oke oke ekhem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MUNOJOBORIN!!!!!!! Oke oke ekhem

Yuk tarik nafas dulu

Tarik~

Tahan....

Buang~

Siap?

Yakin?

Oke.

Cus!









.....

Seungmin demam. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia hanya merasa lemas, panas, sedikit kebas.

Kemarin bersama kakak sepupu, mereka pergi berenang dengan ceria. Sayang, hujan menemani perjalanan pulang. Bukan hanya Inseong yang tidak membawa jas hujan tapi juga tidak ingin meneduh walau sejenak dengan alasan 'bentar lagi nyampe, nanti keburu banjir terus macet terus makin malem pulangnya'. Dengan keadaan tubuhnya yang tidak tahan dingin, sudah dapat ditebak bagaimana akhirnya.

Apa daya, nasi sudah menjadi bubur. Tidak bisa kembali menjadi beras apalagi tanaman padi.

Ketika angka mencapai angka 39, Seungmin hanya berbaring di atas kasur, menggigil.

Ketika angka mencapai angka 39, Seungmin hanya berbaring di atas kasur, menggigil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu entah pukul berapa, Seungmin tampak tidak nyaman dalam tidurnya.

Dada naik turun dalam irama yang cepat, membawa napasnya yang panas dari belah bibir yang pucat. Muncul kerutan tipis di antara alis yang mengerut, bulu matanya bergetar seiring dengan napasnya yang tercekat juga lelehan air mata yang mengalir dari sudut matanya.

Setitik air mata itu memicu lebih banyak tangis untuk jatuh kemudian. Dengan bibir yang bergetar, dia meracau dengan suara pelan lagi parau.

Duduk di sisi ranjang, seseorang mengulurkan tangannya, membawa jemari miliknya untuk mengelus pipi Seungmin. Begitu lembut dan sabar, elusan jemarinya membimbing mimpi buruk si pasien untuk pergi.

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang