Chapter 29. Error 404

641 106 151
                                    

Aku ngakak bacain komen tentang Dami yang jadi perusak suasana 2Min dichapter kemaren wkwk

Tapi gais

Sebenernya yang bilang "Wid..." itu Farrel, dia tercengang sama 2Min cuman namanya gak kutulis 😅 (mungkin diantara kalian ngiranya ini Aris padahal bukan wkwk)
Dan pas banget langsung bagian Dami yang "Kakanda.." dateng, dia jadi biang kerok dan diamuk 😂

Ampun Gusti~ aku ngakak parah sampai berlinang air mata hiks 😂

Tapi Milea jadikan ini sebagai pelajaran supaya lebih teliti dan jeli dalam menulis, hehe mian yorobun 😅


















.....

"Heem, Widya bisa naik angkot."

"Oke berarti Ayah sama Mamih bisa ngedate sepuasnya~"

Seungmin terkekeh, "Iya iyaaa seneng banget kayanya."

"Oh jelas~ Ya udah, Ayah tutup telponnya ya~ bye~" Sampai akhir, suara Wonpil terdengar ceria.

"Papai~"

Tut

Seungmin bersandar ke tembok, mencari sumber dingin di hari yang terik. Air minum habis setengah botol untuk melegakan tenggorokan yang kering selepas latihan vokal. Hanya perlu bertahan sebentar lagi dan ekskul hari ini selesai.

"Oke semua berkumpul! Kita ulangi beberapa kali lagi sebelum pulang, oke?"

Pelatih vokal sudah memberi arahan yang tandanya waktu istirahat telah habis. Mengelap peluh yang meluncur mulus dari pelipis, Seungmin hampir percaya kalau mereka tidak sedang berada di dalam kelas tapi gurun pasir.

 Mengelap peluh yang meluncur mulus dari pelipis, Seungmin hampir percaya kalau mereka tidak sedang berada di dalam kelas tapi gurun pasir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beb, mau pulang bareng--ya ampun beb! Ucul sekaliiii~"

Chan berlari kecil ke arah Seungmin lalu menarik pipinya kesana kemari, "Moci rasa stoberii utututuuu."

"Aih." Seungmin menjauhkan tangan Chan dari pipinya, "Widya gerah jangan deket-deket."

Membawa tas selempang dan berjalan keluar kelas, Seungmin langsung duduk selonjoran di teras. Mukanya merah karena dipanggang berjam-jam didalam kelas tapi sekarang dia bebas.

Menikmati angin sekilas, Seungmin seperti terlahir kembali. Tapi sepertinya ada yang kurang.

"Es krim cincau kayanya enak."

"Biasanya ada yang nangkring deket gerbang jam segini." Chan mengulurkan tangan, "Mau gak?"

Tanpa basa basi, Seungmin meraih uluran tangannya kemudian berdiri, "Oiya. Hayu!"

Menaiki tangga, mereka hampir meleleh ditengah jalan karena gagahnya matahari.

"Pasti, ini mah nanti malem bakal hujan gede." Chan meramal.

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang