Chapter 35. Seleksi Alam

505 102 71
                                    

Pada akhirnya, Milea gak jadi apdet pas hari skz kambek :)

Gak kuat, aku terkapar tidak berdaya sama album ini. Lonjakan emosinya tuh kaya naik roler koster sambil kayang, sambil ngunyah seblak sama es buah eh malah keselek es batu, balik2 udah ngejengkang :)

Kembali ke laptop!

Btw, aku agak gak rela nulis chapter ini karena sayang, tapi ya gimana lagi :(
Hope you enjoy~























....

"Wid, aku mau ngomong."

Chan menatapnya, berkata perlahan di antara angin sore yang berhembus, "Aku pernah bilang bakal nembak kamu lagi kan?"

Bagaimana bisa Seungmin tidak mengingatnya. Segala sesuatu yang ada di antara mereka sudah berkembang sedemikian rupa, tidak ada kata mundur setelah melangkah ke depan. Dalam kesadarannya, dia tahu ini pasti akan terjadi cepat atau lambat.

Tapi saat menghadapinya, dia hanya merasa waktu berlalu terlalu cepat. Atau hanya dia yang merasa seperti itu?

Dengan anggukan kecil, dia membalas pertanyaan Chan.

Gemas dengan raut gugup Seungmin, Chan melepaskan senyumnya untuk beberapa saat dan mengkondisikan ekspresinya lagi. Diam-diam, dia menghirup napas panjang sebelum berdiri, menyiapkan hati dan meluruskan pikirannya.

Menghampiri Seungmin yang masih duduk di atas ayunan, dia menekuk satu kaki untuk berlutut di hadapannya. Tangannya terulur dengan berani dan menggenggam tangan Seungmin, mengelus punggung tangan yang halus itu dengan ibu jarinya. Sorot matanya memancarkan kesungguhan yang nyata.

Setiap kata yang keluar darinya diucapkan perlahan, "Aku gak semenarik Farrel atau sepinter Aris tapi aku bisa belajar. Aku udah belajar ngelepas harem dan belajar lepas rokok."

Menggenggam Seungmin lebih erat, Chan menyampaikan apa yang selama ini menjadi pondasi setiap langkahnya, "Seenggaknya buat kamu, aku pengen jadi yang terbaik."

Jelas, ini bukan yang pertama kali. Namun Chan merasa luar biasa gugup walaupun tidak ditunjukkan di permukaan.

"Wid." Menatap iris kecoklatan yang selalu membuatnya mabuk, akhirnya dia mengatakannya, "Mau jadi pacarku?"

Saat itu begitu hening. Keduanya menyelami iris mata dan beradu pandang dalam diam.

"Dami.."

Dia tidak bisa melanjutkan. Sebanyak apapun kalimat yang dia kunyah, tidak ada yang lolos dari belah bibirnya. Beberapa menit tenggelam dalam diam, melepaskan tangannya dari genggaman adalah jawaban yang Seungmin berikan.

"Maaf."

"..."

Tidak ada yang berbeda dari raut wajah Chan namun riak kecil tertangkap di matanya yang kelam. Seperti dia sudah menduganya atau mungkin sudah melatih hatinya agar tidak meringis terlalu keras.

Di sisi lain, kata 'maaf' yang Seungmin muntahkan seolah menjadi kunci, membuat apa yang dia ucapkan selanjutnya begitu lancar seperti air.

"Widya juga suka sama Dami."

Chan yang tampak tenggelam, sesaat bersinar kembali setelah mendengarnya. Namun binar matanya tidak bertahan lama, seperti dia dengan sengaja menahan diri.

Menangkap cahaya yang semakin padam itu, Seungmin merasakan pahit yang luar biasa baik di dalam hati juga lidahnya. Dia tidak ingin mengatakannya namun ini, saat ini, adalah titik balik yang krusial di antara mereka.

LIBENA ✔Where stories live. Discover now