Chapter 26. Gone

543 107 139
                                    

Semoga gak ada typo
.
.
.
!!! Warning !!!
child abuse, rape, suicide, blood, fight
.
.
.
Pesan khusus dari Milea:
Adegan-adegan kurang menyenangkan yang digambarkan di bawah ini tidak dianjurkan untuk ditiru dan/ atau dilakukan. Mohon kebijakannya dari pembaca sekalian yang budiman. Terima kasih.





























.....

"Teteh!!! Spadaaa!!!"

Hening. Biasanya, Wendy akan menjawab dengan balas berteriak. Mengintip ke dapur yang biasa menjadi tempat kakaknya menyibukkan diri membuat cookies, Chan malah mendapati ayahnya sedang meminum kopi.

Menyadari tatapan yang ditujukan untuknya, tuan Rizaldi menoleh. Sudut bibirnya bahkan sedikit terangkat membentuk senyum tipis, "Udah pulang?"

"...Iya."

Singkat, padat, jelas. Chan berbalik pergi dan melangkah lebar-lebar ke lantai dua dan mengetuk pintu kamar kakaknya.

Tok tok

"Teteh? Boleh masuk?"

Tidak ada balasan untuk sesaat. Jantung hampir melompat tapi seseorang menyahut dari dalam, "Dami? Masuk aja."

Mendapat izin, pintu dibuka. Melihat kakaknya yang baik-baik saja, rebahan dikasur dengan posisi membelakangi sambil memperhatikan laptop, Chan menghembuskan napas lega.

"Dad gak naik ke atas kan?"

Memutar kepala supaya menghadap pintu, Wendy menjawab, "Ngaco. Dah gak akan ke lantai dua kalau gak ada kamu."

Dia menyipit saat menyadari mata kakak perempuannya bengkak dan suara yang parau, "Teteh nangis?"

Wendy mengangguk kecil, "Sedih pisan (banget)."

Geleng-geleng kepala, Chan lupa kalau beberapa hari ini kakaknya sedang demam drama korea, "Nonton anu genre na komedi atuh teh (nonton yang genrenya komedi dong kak)."

"Suka-suka atuh. Udah sana, mau lanjut nih."

Mendapat sindiran tepat di muka, Chan pergi ke kamarnya sendiri. Dalam kepalanya muncul beberapa spekulasi tentang kenapa ayah yang seharusnya berurusan dengan bisnis selama lima bulan ke depan, secara tiba-tiba malah duduk santai di rumah?

Namun karena lelah setelah seharian menjadi panitia bulan bahasa, dia membersihkan diri dan melempar tubuhnya ke kasur dengan niat menjemput tidur.

Dan juga sepertinya tuan besar sedang dalam mood cukup baik. Sangat jarang mendapat senyuman itu lagi, mungkin kali ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

 Sangat jarang mendapat senyuman itu lagi, mungkin kali ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjelang malam, tuan besar pergi entah kemana.

Chan membuat nasi goreng dan menata dua piring di atas meja, "Tetehhhh!!!!! MAEEEMMM!!!!"

LIBENA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang