Chapter 13. Rasa Manis

759 132 146
                                    

Eh ketemu lagi kkkk~
Dabel apdet~






















.....

Minho dan ayahnya sudah pulang. Rumah yang sepi menandakan ayahnya sudah pergi lebih dulu ke alam mimpi.

Tapi di tengah malam, Seungmin masih berguling ke kanan dan ke kiri. Tentu saja dia lelah apalagi setelah tiga hari ini mengadakan pekan olahraga.

Tapi isi kepala dan hatinya tidak membiarkannya istirahat.

Deg
Deg
Deg

Jantungnya mulai berulah lagi. Tanpa sadar, tangannya terangkat. Matanya menatap tangan kanan yang tadi digenggam oleh Hyunjin untuk waktu lama.

Meskipun kejadian itu berlangusng dalam beberapa detik, akibat yang ditimbulkan sangat dahsyat dan ampuh. Hampir mirip seperti sound system acara dangdut yang masih bisa membuat jantung cenat cenut karena volume yang tinggi walau dari jarak jauh.

Seharusnya malam ini terasa dingin tapi Seungmin merasa panas apalagi wajahnya. Menggigit bibir untuk menahan teriakan, sekali lagi dia berguling di kasur bolak, balik tidak ada niat untuk berhenti.

Mungkin karena terlalu bersemangat, Seungmin mengerahkan kekuatannya lebih banyak saat berguling ke kanan sampai dia secara tidak sengaja terjun bebas dengan indah ke lantai.

Bruk!

Dia masih dalam posisi telentang dalam beberapa saat, terkejut. Sampai kemudian tubuhnya meringkuk seperti udang dengan tangan yang mengusap belakang kepala, sambil meringis, "Nyeri~ (sakit)."

Tapi mungkin kepalanya terbentur di suatu tempat yang baik sehingga Seungmin memikirkan sebuah pertanyaan sederhana namun krusial, "Tapi kok Widya bisa seneng ya? Jangan bilang kalo Widya suka sama Farrel?"

Dengan dorongan dua pertanyaan itu, Seungmin berencana untuk memulai investigasi dan melakukan serangkaian tes. Masalah hati dan perasaan adalah hal tersulit nomor tiga selain fisika dan matematika jadi dia perlu meneliti ini sampai akar.

Pernah ada masanya ketika smp, Seungmin memiliki pacar. Awalnya dia mengira kalau dia memang menyukai pacarnya itu tapi seiring waktu, Seungmin merasa hambar sebelum mengajukan proposal pemutusan hubungan. Di akhir, dia menyadari kalau perasaan itu hanya perasaan tertarik semata yang bisa melebur dalam waktu semalam.

Dari pengalamannya ini, Seungmin mengingatkan diri untuk tidak boleh gegabah dalam memutuskan rasa. Karena dia tahu, kesalahan apapun bisa membuat pihak lain tersakiti baik sengaja ataupun tidak sengaja.

Namun karena pengalamannya juga, Seungmin sedikit banyak mengerti jika Hyunjin menaruh perasaan padanya. Meskipun kadar kepekaannya lebih banyak dan sering kali berada diambang kehancuran, setidaknya dalam beberapa kesempatan yang langka, dia bisa melihat dengan jelas.

Jadi di minggu berikutnya, Seungmin memulai serangkaian tes untuk meneliti diri sendiri.

Dengan dua kemungkinan sebagai hasil: (1) dia benar-benar menyukai Hyunjin atau (2) jantungnya yang berdetak dengan gila itu hanya sebagai gejala awal dari kelainan jantung yang tidak diketahui.




































































































Tiga bulan kemudian
Awal semester 2

Mentari menebarkan cahaya, menembus kabut tipis dan membawa secercah kehangatan. Udara yang sejuk dan bersih mengisi paru-paru. Sungguh suasana pagi yang indah.api tidak untuk Seungmin. Baginya, ini adalah bagaimana alam mengejeknya.

LIBENA ✔Where stories live. Discover now