Chapter 20. Healing?

644 115 174
                                    

Pertama dan yang paling utama,
Minal aidzin wal faidizin ya teman-temann, mohon maaf lahir batin karena Milea banyak salah hiks
Btw, udah makan ketupat kah?
Dapet thr gak? Milea sih enggak wkwk malah curhat

Olrait, lesgow~~~




































.....

Keadaan rumah keluarga Halimawan layaknya kapal pecah. Box bekas pizza, ayam goreng, tiga botol soda ukuran besar yang ludes tidak tersisa, cangkang kuaci dan kacang dimana-mana, juga remahan popcorn yang mewarnai lantai ruang keluarga.

Darimana chaos ini berasal?

Jadi kemarin setelah menjemput ibu negara di bandara, mereka langsung pulang ke rumah dan membuat acara bakar-bakar di halaman belakang. Maklum, satu-satunya wanita di keluarga Halimawan ini sudah pergi bertahun-tahun lamanya dan baru kembali.

Singkatnya, mereka mengadakan pesta kecil-kecilan.

Tapi belum cukup sampai disitu, malamnya mereka memesan makanan siap saji yang bejibun jumlahnya sambil mengobrol panjang lebar dari ujung sana sampai ujung sini dari topik A sampai topik Z.

Mulai dari Wonpil yang bercerita dapat rekan kerja baru yang tinggal di perumahan yang sama alias keluarga Alfonso, Seungmin yang berhasil mempertahankan rangking satu meski tergabung dalam kepengurusan osis, sampai kucing tetangga yang mati seminggu lalu karena diare.

Untuk beberapa alasan, Seungmin jadi tidak ingin bercerita tentang Hyunjin, ragu. Tapi sebagai seorang ibu yang memiliki insting (?) tingkat tinggi, wanita ini menyadari ada yang salah dengan putranya.

Dengan sedikit dorongan dan bujukan, Seungmin akhirnya buka mulut sementara dua orang dewasa mendengarkan sambil memakan popcorn dan sesekali menyesap soda. Yang terjadi setelah itu adalah banjir air mata dari ketiganya. Dua box tisu habis mengelap ingus.

Seungmin menangis berjam-jam lamanya, menumpahkan semua emosi yang sudah dipendam sekuat mungkin. Orang tuanya menerima, mendengarkan, dan memberi kata-kata penenang juga memberi semangat.

Disatu sisi dia menjadi sangat malu tapi disisi lain merasa lega karena bisa bebas dan menjadi diri sendiri di hadapan keluarga. Topengnya bisa dilepas meski sebentar dan kini memiliki sandaran untuk berkeluh kesah.

Setelah menghabiskan waktu-waktu yang mengharukan, mereka semua tertidur di ruang keluarga, vbangun kesiangan dan kembali tidur di kamar masing-masing.

Seungmin ingin menjadi anak berbakti dengan membereskan kekacauan bekas semalam tapi niatnya kalah dengan kantuk yang melanda. Dengan alasan ingin mengisi tenaga dulu sebelum bekerja, tidur beberapa jam lagi sepertinya lumayan.

Setidaknya itu yang direncanakan...

Drrt
Drrt
Drrt

...sebelum sesuatu terasa bergetar dari bawah bantal.

Mencari sumbernya masih dengan mata setengah melek, ternyata itu adalah handphone yang menampikan panggilan masuk. Kesadarannya baru dua puluh persen ketika panggilan dia jawab.

Tut

"Halo."

"...Morning."

Dahi Seungmin mengerut. Melihat nama dari kontak yang menelpon, dia membatin, 'Ini gak salah? Aris? Dari suaranya sih iya tapi kelakukannya enggak.'

Terlepas dari kebingungan antara baru bangun tidur dan konspirasi yang muncul di kepalanya barusan, dia tetap membalas, "Mmm~ good morning."

"...Abis nangis kamu?"

LIBENA ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя