"Aku mau kita putus! Terimakasih kamu sudah hadir di kehidupan aku walaupun hanya sebentar." ujar Jennie dan langsung pergi meninggalkan Arkan sendiri yang tengah menunduk dengan air mata yang lagi-lagi keluar.

"ARGGHHHHHHHHH!!!!!"

👀👀👀

Arkan keluar dari ruangannya dan pergi entah kemana dengan membawa mobil kecepatan tinggi. Bunyi klakson tidak dihiraukan Arkan, sudah beberapa kali ia hampir menabrak orang yang sedang nyebrang tapi tak membuatnya untuk berkendara dengan kecepatan sedang.

Saat lampu merah bukannya Arkan berhenti tetapi ia malah terus saja berjalan dan dari arah samping ada sebuah truk kontrainer sedang melaju kencang dan... BRAK!!!

Truk kontrainer itu menabrak mobil Arkan karena remnya blong dan tak bisa mengendali truknya. Suara pecahan kaca yang begitu nyaring membuat siapapun yang melihat bergidik ngeri, mobil arkan yang terus berguling hingga suara ledakan yang dahsyat terdengar.

Para warga segera menyelamatkan Arkan yang terjebak di dalam mobil dengan susah payah akhirnya Arkan bisa keluar dari mobilnya yang sudah terbakar. Wajah Arkan penuh dengan darah dan Arkan sudah tidak sadarkan diri lagi, warga langsung membawa Arkan ke Rumah Sakit agar Arkan diberi perawatan yang intensif. Pihak Rumah Sakit segera menelpon keluarga Arkan untuk memberitau kondisi Arkan.

👀👀👀

"Ibu?" panggil Ica yang baru saja bangun dari masa kritisnya, Ica melihat Ibunya sedang tertidur dengan mengenggam tangan Ica.

Erika atau lebih tepatnya nama Ibu Ica langsung terbangun saat ada yang memanggilnya. Erika melihat kalau Ica sudah sadar dan menatapnya sambil tersenyum.

"Ica? Kamu udah bangun?" tanya Ibu Erika senang.

Ica mengangguk sambil tersenyum manis.

"Bapak mana Bu?" tanya Ica.

"Bapak tadi keluar katanya mau ke kantin untuk beli makanan," balas Ibu Erika.

Ica mengangguk ngerti.

Ceklek.

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Ica dan Ibu Erika untuk melihat siapa yang datang. Dan ternyata Pak Faresta dan Mama Agnes lah yang baru saja datang untuk menjenguk menantunya yaitu Ica.

"Mama, Papa?" panggil Ica.

"Hai sayang, bagaimana keadaan kamu?" tanya Mama Monica.

"Alhamdulillah sudah mendingan Ma," balas Ica.

"Kamu jangan tidur terus bikin khawatir semua orang loh, apalagi suami kamu yang tiap hari mukanya lesu aja karena kamu tidur," canda Pak Faresta.

Ica tertawa pelan mendengar ucapan Pak Faresta mertuanya itu.

Suara deringan Handphone Mama Monica berbunyi, Mama Monica bingung karena yang menelpon nomor yang tidak diketahui akhirnya Mama Monica memutuskan untuk mengangkatnya siapa tau penting pikirnya.

"Halo?"

"...."

DEGH!!!

"Kenapa Ma?" tanya Pak Faresta saat melihat istrinya membeku dan menangis.

"Arkan Pa?" balas Mama Agnes dengan menangis.

"Kenapa Arkan Ma?" tanya Ica khawatir.

"Arkan kecelakaan dan sekarang dia dirawat di Rumah Sakit ini juga," balas Mama Agnes.

"Astagfirullah," timpal Ibu Erika.

"Mas Arkan kenapa kamu bisa kayak gini?" ujar batin Ica khawatir.

"Bu, Ma, Pa, Ica mau jenguk keadaan Mas Arkan," ujar Ica dan langsung berusaha untuk diri tetapi tidak bisa.

"Kamu istirahat dulu ya, biar Mama, Ibu kamu, dan Papa, yang melihat kondisi Arkan,"

"Tapi Ma--,"

"Sayang kamu baru sadar dan kamu harus banyak istirahat," potong Ibu Erika.

Ica mendesah kecewa, karena dia sangat khawatir dengan keadaan suaminya itu.

"Bu?" Ica terus memohon agar ia bisa ikut untuk menjenguk Arkan.

"Sayang, kondisi kamu belum sepenuhnya pulih jadi kamu harus banyak istirahat. Apalagi kamu baru sadar dari masa kritis kamu," jelas Ibu Erika.

Mau tidak mau Ica mengiyakan saja perkataan Ibunya itu, mungkin besok Ica baru diperbolehkan untuk menjenguk Arkan.

"Mas ada apa dengan kamu? Kenapa bisa seperti ini?" ujar batin Ica.

Tolong jaga orang yang aku sayang Tuhan, biarkan aku saja yang seperti ini tapi jangan kepada orang yang aku sayang.

Halo terimakasih yang sudah baca semoga suka ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Ditunggu part selanjutnya!

Kamsahamnida

I Will Go Out Of Your LifeWhere stories live. Discover now