*53 | The Living Must Stay Alive

45 7 4
                                    

Seperti yang diduga, malam ini hujan turun sangat deras

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seperti yang diduga, malam ini hujan turun sangat deras. Memecah sunyi dengan bising yang menulikan pendengaran setiap orang. Serta embusan angin malam, membuat dinginnya menusuk tulang. Lengkap sudah suasana.

Meski udara malam ini bisa sewaktu-waktu menggigilkan tubuh, Seona bertahan sendirian di teras rumah. Termenung merasakan tampias hujan mendarat pada wajahnya. Tidak peduli seberapa dingin suhu udara, Seona tampak menikmatinya.

Matanya terpejam. Kepalanya menengadah mengarah pada langit. Sesekali helaan napas terdengar ringan dan berat. Begitu khidmat dia menikmati waktu. Sehingga gadis itu tidak menyadari kehadiran seseorang di belakangnya. Yang menatapnya dari ambang pintu untuk kemudian mendekat perlahan seraya menyampirkan kain tebal di kedua bahu Seona.

Seona tersentak ketika kain yang hangat itu melingkupi tubuhnya. Seketika ia menoleh. Menemukan satu sosok yang selalu menemaninya akhir-akhir ini.

"Udaranya dingin, kenapa masih di luar?" tanyanya dengan pandangan lurus ke depan.

"Aku sudah terbiasa dengan hawa dingin sekarang, hutan beku saja sudah kutaklukan apalagi yang dinginnya seperti ini?" jawab Seona diselipi canda.

"Kau benar." Minseok, lelaki itu terkekeh kecil. "Dingin seperti ini bukan lagi tandinganmu."

Keduanya kembali tenggelam dalam pikiran masing-masing. Kalian tahu 'kan, apa jadinya jika malam, hujan, dan kesendirian disatukan? Hanyut oleh perasaan depresif yang dibawa petrichor lewat udara.

Seona menghela napas berat. "Hanya tinggal beberapa hari waktu yang tersisa, kenapa mendadak cuacanya buruk seperti ini?"

Minseok terkekeh. "Itu berarti semesta menolakmu untuk pergi dari sini."

Gadis yang menggelung rambutnya jadi satu ikatan di kepala itu mengangguk. "Kupikir begitu, semestamu akan membuatku sulit meninggalkannya. Dia tidak mau aku pergi dengan mudah."

"Kau sudah tahu itu," sahut Minseok agak singkat. Lelaki es itu menoleh, memandangi Seona dengan tatapan teduh.

"Pakai dengan benar," ujar Minseok, tangannya dengan gesit melilitkan kain itu di tubuh Seona. "Jangan sampai sakit."

Seona hanya tersenyum simpul. Sudah terbiasa dengan perhatian-perhatian kecil macam itu. Karena yaa... Jongin selalu bersikap seperti itu bahkan sejak kali pertama Seona menjejak planet ini.

Haahhh... Jongin lagi.

Maklumlah, hati Seona belum benar-benar siap merelakan kepergian lelaki itu.

Di tengah keterdiaman mereka, masih dengan hujan deras yang berjatuhan dari langit, seseorang datang mengejutkan Seona dan Minseok. Ah tidak, itu bukan seseorang melainkan dua orang. Kris bersama Zitao yang sudah tidak sadarkan diri.

Seona lantas segera berdiri. Menyambut mereka dengan pandangan khawatir dan panik tentunya.

"Apa yang terjadi padanya, Kris?" tanya Seona cemas.

Lost in EXOplanet ✔Where stories live. Discover now