*41 | Look After You

63 7 2
                                    

Seona POV

Elusan tangan seseorang membuatku terbangun. Bukan karena terusik, tapi aku ingin segera menyambut kedatangannya yang cukup lama itu.

Kedua mataku terbuka perlahan. Dengan senyum yang mulai terpatri, aku melihat sosoknya. Sosok yang ... bukan kutunggu.

"Minseok?" keningku sedikit mengerut. Kenapa Minseok yang datang dan bukannya Jongin?

"Kau baik-baik saja?" Aku hanya mengangguk singkat.

"Hmm ... dimana Jongin?"

Minseok terdiam. Sedangkan aku semakin dibuat bingung dengan diamnya itu. Tapi beberapa detik kemudian, ada sesuatu dari dalam diriku yang mengkhawatirkan laki-laki itu.

"Jongin baik-baik saja 'kan?"

Pertanyaan yang kontan keluar  itu pun akhirnya ditanggapi Minseok yang sebelumnya asik terdiam. Dia menatapku sebentar, lalu ada senyum tipis di wajahnya.

"Dia akan baik-baik saja. Tapi mungkin dia tidak kembali untuk beberapa hari ini," ujar Minseok membuatku terenyuh.

Ada apa ini?!

"Apa yang terjadi? Jongin pergi kemana? Dia tidak terluka 'kan?" Cecarku panik. Seketika perasaanku berubah tidak enak.

"Aku tidak tau dia dimana sekarang ...."

"Kalau begitu ayo temani aku mencarinya!" Aku buru-buru menarik tangan Minseok. Namun ia masih bertahan pada posisinya.

"Tidak Seona. Sebenarnya Jongin yang memintaku kesini untuk menemanimu selagi ia tidak ada, dia janji akan pergi sebentar. Jadi kau tak perlu mencarinya."

"Tapi, Jongin-"

"Jangan cemas, aku yakin dia akan kembali dalam beberapa hari kedepan."

Mendengar ucapan Minseok, aku kembali duduk. Entah apa yang harus kulakukan sekarang. Belum lagi keberadaan Taerin setelah kami terpisah pekan lalu. Bagaimana keadaannya? Dan, dimana dia sekarang?

"Minseok, Taerin sekarang dimana?"

Dia mengedikkan bahunya tanda tak tahu. "Kau, Jongin, dan Taerin ... kalian seperti hilang tanpa jejak. Sampai kami semua sibuk mencari kalian bertiga kemana pun, tapi tidak ada hasilnya," jelas Minseok.

Tanpa sadar aku menangis dalam diam. Ini terlalu kejam untukku dan Taerin. Semua pikiran buruk kian memenuhi isi kepalaku. Hingga tiba-tiba kepalaku menghangat. Minseok memelukku. Pelukan yang cukup erat dan terasa hangat, sampai mampu buatku lupa akan fakta bahwa dia adalah laki-laki terdingin di EXO planet.

"Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi, tapi aku mohon jangan menangis. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini." Suara Minseok terdengar lembut tepat di telingaku. Tangannya tergerak di sudut mataku. Dia menyeka air mata yang mengalir sedikit demi sedikit. Meredakan tangisku walau tidak sepenuhnya berhenti.

Setelah dirasa keadaanku sudah tenang, Minseok mulai bertanya.

"Seona ...," panggilnya hati-hati. Aku memandang ke arahnya hingga mata kami saling tatap. Ada rasa cemas yang berusaha ia tutup-tutupi.

Minseok tidak langsung berkata. Dia seolah ingin membuatku merasa nyaman. Kedua tangannya membenahi rambutku sembari mengelusnya penuh perasaan.

"Bisa kau ceritakan padaku apa yang sudah terjadi?" Suaranya pelan namun tetap terdengar jelas.

"Ceritanya panjang, aku sampai tidak tahu harus bagaimana memulainya ...."

"Ceritakan pelan-pelan saja, aku akan mendengarkan dengan baik,"

Lost in EXOplanet ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang