*58 | The Last Night : Final Part of the Last Three Days

39 5 19
                                    


Mereka tergelak sekali lagi. Kian tenggelam dalam pembicaraan menyenangkan tanpa ujung. Malam pun seolah memperpanjang waktunya. Berbaik hati memberi kesempatan bagi manusia-manusia itu untuk membuat kenangan terakhir bersama.

Tidak terasa ya, malam ini akan jadi malam terakhir mereka di EXOplanet. Setelah hari-hari yang sulit berlalu, kini mereka berdua sudah harus bersiap-siap kembali. Entah kenapa, hal itu justru menjadi sesak tersendiri untuk Seona dan juga Taerin. Rasa nyaman telah membuat mereka ingin tetap tinggal saja di planet ini.

"Hhh ... aku harap malam ini tidak cepat berlalu," celetuk Zitao membuat semua tawa mereda dengan cepat. Lalu, tiba-tiba diam secepat angin.

"Aku tidak menyangka waktu akan cepat sekali berlalu, seingatku baru kemarin aku menemukan Taerin di hutan, sekarang mereka malah sudah akan pulang," sahut Chen sembari menyengir lebar.

Taerin terkekeh ketika ikut mengingatnya. Waktu itu ia panik setengah mati mencari Seona yang hilang, bukannya ketemu gadis itu, Taerin malah bertemu pangeran tampan. Beruntung juga kalau ia pikir-pikir lagi.

"Waktu itu Chen panik sekali," Taerin berkomentar.

"Chen kalau sudah khawatir begitu, jiwa pelindungnya pasti muncul," timpal Suho. Sedangkan yang sedang dibicarakan hanya mampu menutupi wajahnya yang memerah. Malu.

"Lebih lucu lagi Seona."

Mendengar namanya disebut, Seona menoleh cepat pada Zitao.

"Memangnya kenapa?" tanya Kris penasaran.

"Wajah ketakutanya waktu di hutan saat itu sangat lucu. Dia memanggilku, tapi saat aku dekati dia malah lari, lalu pingsan di dekat air terjun," cerita Zitao panjang lebar.

"Oohh ... jadi itu kau?" Seona baru ingat kejadian itu. Ketika Seona tersesat, seolah ada yang mengawasinya 'kan dari balik pepohonan? Tidak disangka, itu Zitao ternyata.

"Kau pikir siapa lagi?" Zitao agak kecewa karena Seona ternyata baru tahu. "Kukira kau sudah tahu saat kupindahkan ke atas batu besar."

"Astaga, jadi yang memindahkanku itu kau juga?!" Seona benar-benar tidak menduga orang itu adalah Zitao. Dia kira laki-laki yang sedang duduk di sampingnya ini. Jongin.

Zitao mendengus sebal. Ia merajuk, mengalihkan wajah masamnya ke arah lain. Tetapi yang lain malah menertawakan sikapnya. Lebih-lebih Sehun yang tampak tidak berdaya dengan tawa tanpa suaranya.

"Puas tertawanya?!" sindir Zitao melempari kerikil-kerikil kecil dari bawahnya, Sehun pun berusaha berhenti sambil menyeka matanya yang berair.

"Tao, maaf ... kukira itu Jongin," ujar Seona tidak enak hati.

Namun, pernyataan maaf Seona justru kembali mendapat tawa dari Sehun. Agaknya malam ini suasana hati Sehun benar-benar baik. Dia bahkan tertawa terus sejak tadi.

Yang tadinya menatap Seona, pandangan Zitao dengan cepat menatap Sehun. Matanya mengilat sengit. Sudah kepalang kesal dia ditertawakan oleh Sehun.

"Kemari kau! Akan kuberi pelajaran agar tidak menertawakan orang lain sembarangan," desisnya ketus.

"Hyung, aku kasihan padamu,  tapi itu benar-benar lucu," kata Sehun berdiri dari duduknya.

"Ck, sini kau, kalau tertangkap akan kuikat kau di pohon sampai pagi!" ancam Zitao yang kini sudah bersiap mengejar Sehun.

Lelaki berkulit putih itu agak terkejut, pergerakan Zitao cukup cepat. "E-eh, hyung t-tunggu dulu ...."

"Hei jangan lari!"

Lost in EXOplanet ✔Where stories live. Discover now