*8 | Morning

352 36 11
                                    

"Jika ingin tahu kenyataannya maka inilah kenyataannya, jika ingin penjelasan maka inilah penjelasannya, dan jika ingin tahu siapa sang penyelamat maka dialah sang penyelamat."

***

Aku membuka lebar kedua mataku. Mencoba bangkit dari tempat berbaringku semalaman. Mengerjapkan mataku berulang kali untuk Mengembalikan kesadaranku sepenuhnya.

Setelah benar-benar sadar, aku baru menyadari Keberadaanku di sebuah kamar yang sangat asing. Aku mengedarkan pandanganku, mencari sosok yang bersamaku semalam. Dimana Jongin? Apa mungkin ia di luar?

Aku mencarinya keluar kamar. Namun batang hidungnya pun tak nampak oleh mataku. Kemana perginya pria itu? Oh iya... Taerin! Dimana dia sekarang? Aku melupakannya sejak semalam.

Suasana di rumah ini sepi. Apa mereka semua masih tidur? Sepertinya aku harus mencari Taerin dulu. Kakiku mulai mengambil langkah pelan supaya tidak membangunkan penghuni rumah yang ada. Satu-per-satu pintu yang kulihat segera kubuka perlahan.

Sampai di kamar paling ujung, aku membuka pintunya masih dengan gerakan pelan. Dan benar saja, aku mendapati gadis itu terbaring pulas di ranjangnya.

"Huh gadis ini benar-benar... apa karena ini bukan bumi, jadi kebiasaan bangun paginya hilang?" gumamku sembari menghampirinya.

"Taerin-ah... ireona!" aku mengguncangkan tubuhnya pelan.

Tapi kedua matanya masih setia terkatup rekat. Berulang kali kupanggil namanya pun masih tidak ada jawaban darinya. Tidurnya terlalu pulas. Mungkin lebih baik jika kubiarkan ia tidur sebentar lagi. Sembari menunggu Taerin bangun, aku putuskan untuk menikmati udara segar di luar rumah.

"Aaahh... segarnya..." udara pagi di planet ini sungguh menyegarkan. Kalau begini, aku pasti bisa hidup di sini lebih lama.

Kedua kakiku pun tak bisa menahan godaan embun yang membasahi rerumputan hijau di pekarangan rumah. Aku berjalan-jalan tanpa tahu tujuan. Namun langkah kakiku menuntunku ke arah danau.

Untuk setiap inci langkah yang ku ambil, sungguh aku menikmatinya. Pemandangan danau yang ada di hadapanku. Danaunya yang tidak terlalu besar, cukup untuk terlihat seluruhnya. Serta air jernihnya yang membuat siapa pun merasa ketagihan untuk memandanginya terus menerus. 

Tiba-tiba aku merasakan kehadiran seseorang dari arah belakang. Lantas membuatku mengalihkan arah pandangku yang semula memandang danau kini beralih ke belakang. Rasanya seseorang tengah mengawasiku.

"Tolong keluarlah... Jangan terus bersembunyi seperti itu !" Aku memberanikan diri untuk membuatnya keluar dari tempat persembunyiannya.

Tak lama setelah ucapanku tadi, terdengar langkah seseorang yang berjalan mendekat ke arahku. Aku bersiap untuk sesuatu yang akan terjadi kalau ia mendekat. Perlahan ia mulai keluar dari tempat persembunyiannya. Dan nampaklah seorang namja berperawakan tinggi tegap lengkap dengan kulit yang terlihat sedikit gelap serta mata dan bibir ranumnya yang menawan.

Aku menyadarkan diriku kembali setelah terkagum dengan ketampanan yang dia miliki. Kini aku mencoba menatapnya. Baru sebentar menatapnya saja rasanya pipiku telah bersemu merah. Aku pun mengalihkan wajahku agar ia tak melihat rona merah di kedua pipiku.

"Kenapa kau bersembunyi di sana ?" tanyaku setelah berhasil menetralkan pipi merahku.

"Sebenarnya aku hanya ingin memastikan keadaanmu baik-baik saja, tapi aku ragu untuk bertemu denganmu," ungkapnya.

"Kenapa kau ingin memastikan keadaanku? Aku baik-baik saja kok," tanyaku penuh selidik.

"Karena waktu itu kau terlihat tidak baik-baik saja, dan aku mengkhawatirkanmu," jawabnya membuatku mengernyit heran.

Lost in EXOplanet ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن