*16 | Don't Wake Him!

234 25 3
                                    


"APA! SATU TAHUN?!" teriakku dan Taerin bersamaan.

Rasanya semua kesenangan itu menguar begitu saja. Berganti dengan kebingungan yang mendera. Baru saja menemukan jalan keluar, tetapi keadaan menutup rapat jalan itu. Seolah tidak ingin kami terbebas dengan mudahnya.

Kulihat Taerin tengah memijit-mijit pelipisnya. Wajahnya nampak putus asa. Tanganku tergerak untuk menepuk-nepuk pundaknya dan memberi tatapan menenangakan. Ia menarik nafas dalam-dalam.

"Apa harus selama itu?" Taerin masih sulit menerima bahwa dirinya akan tinggal selama satu tahun di tempat asing ini.

Kyungsoo tidak menjawab, namun anggukannya memperjelas semuanya.

Aku yang sudah pasrah hanya bisa diam. Mungkin memang inilah jalan yang harus di lalui. Aku ingin lihat seberapa baik takdir memperlakukanku disini.

***

Danau berair jernih ini, aku akan melihatnya lebih lama. Kicauan burung di pagi hari, aku juga akan mendengarnya lebih lama. Dan untuk semua hal di planet ini, aku akan melakukannya lebih lama.

Perkataan Kyungsoo semalam membuatku terus berfikir. Apa yang akan kulakukan di planet ini?

Selama satu tahun kedepan, dunia ini akan menjadi duniaku. Dan langkah pertama menempati dunia baru adalah beradaptasi dengan segala hal di EXOplanet ini.

Pagi ini aku lalui sendiri. Taerin butuh istirahat untuk memulihkan fikirannya. Aku tahu dia tidak tidur semalam dan dia juga belum memakan apapun sejak semalam. Jadi aku putuskan untuk mengambilkan beberapa buah di dalam hutan.

Di tengah pepohonan yang menjulang tinggi dan semak belukar yang menutupi jalan-jalan bertanah, aku berjalan sendiri. Kepalaku menengok kekanan dan kiri secara bergantian. Berharap ada sesuatu yang bisa di makan.

Namun yang bisa kutemukan hanyalah rerumputan yang tumbuh liar. Tidak ada buah, tidak ada makanan yang bisa mengenyangkan perut. Kemana perginya semua buah-buahan kemarin?

Aku yakin buah-buahan yang kemarin kumakan itu ada di dalam hutan. Tapi seberapa keras aku mencari pun, tetap tidak kutemukan apapun selain rumput liar.

"Aku harus mencari makanan untuk Taerin," gumamku sambil terus menyusuri hutan ini.

Semakin dalam aku menyusuri hutan ini, semakin aku tak menemukan apapun. Dan hanya penat yang kudapat. Seharusnya aku meminta bantuan Sehun dan Tao tadi.

Di tengah perjalananku, aku menemukan tempat yang tidak asing lagi. Sebab sudah pernah kuinjakan kakiku kesana sebelumnya.

Air terjun dalam hutan yang memiliki seribu pesona itu menarikku mendekat. Airnya yang jernih membuatku tidak sabar untuk mencicipinya. Setidaknya melepas dahaga setelah berjalan lama.

Aku menadahkan air dengan kedua tanganku, lalu merasakan air itu meluncur bebas dalam kerongkongan. Menyegarkan tubuhku dalam sekali tenggak.

"Segar!" Air ini menyegarkan tubuhku dalam sekali tenggak. Puas melepas dahaga, aku berniat untuk kembali pulang saja.

Tetapi keberadaan seseorang seakan menahanku untuk tidak pergi. Orang itu atau lebih tepatnya lelaki itu tengah tertidur dengan lelapnya di atas bebatuan besar yang ada di pinggiran air terjun.

Senyumku mengembang ketika melihat wajah dengan mata terkatup itu. Tidurnya begitu pulas hingga tak tega kubangunkan. Kalau di pikir-pikir, aku selalu bertemu dengannya saat ia sedang terlelap.

Lamat-lamat aku memandanginya. Wajah tenangnya mampu menarik perhatianku hingga aku ingin mengamatinya sebelum pulang ke rumah.

Angin tiba-tiba berhembus, tidak kencang, namun bisa merontokkan kelopak bunga dari pohonnya. Salah satu kelopak bunga jatuh di wajahnya. Tepatnya di... ehmm... di bibirnya.

Lost in EXOplanet ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat