*56 | Him and the Conversation : The Second Part of the Three Days

50 4 8
                                    


Dari ambang pintu kayu yang menjadi sekat antara ruang makan dan ruang tengah, Seona berdiri di sana. Memerhatikan keriuhan yang dibuat kedua belas laki-laki itu dengan senyum lebar nan leganya.

"Senang ya melihat mereka bisa berkumpul lagi seperti itu," ucap Taerin yang tiba-tiba datang dari belakang. Ikut mengamati pemandangan tentram di depan sana.

Dengan sedikit helaan, Seona membalas, "Iya, setelah semua yang terjadi, aku benar-benar lega karena akhirnya tidak ada lagi amarah di antara mereka."

"Betul, semuanya sudah selesai. Sekarang hanya akan ada akhir yang bahagia untuk kita semua," ujar Taerin menepuk pundak sahabatnya, lalu diakhiri senyum lebar. "Oh iya, aku akan menyeduh teh, kau mau?"

Kening Seona mengernyit. "Teh?"

Taerin mengangguk cepat.

"Dapat dari mana?" tanya Seona penasaran.

"Waktu itu aku menemukan tanaman sejenis teh di daerah utara, di perbatasan hutan es dan gunung utara. Morfologi daunnya mirip teh, jadi kuambil saja dan langsung kukeringkan. Tadi pagi sudah kucoba dan benar, itu teh seperti yang biasa kita minum," jelas Taerin panjang lebar.

"Wah, bagaimana tanaman teh bisa ada di planet ini?"

"Jika struktur Bumi dan EXOplanet sama, maka bukan tidak mungkin kalau di sini juga ada teh. Tapi, EXOplanet adalah planet yang bisa dihuni 'kan? Jadi itu artinya dua planet ini punya pembentuk yang sama," hipotesa Taerin.

Seona hanya mengangguk-angguk ketika mendengar penjelasan Taerin sambil menahan kagum dengan isi otak si gadis kutu buku itu.

"Ya sudah, buatkan satu untukku," pinta Seona yang lekas diiyakan Taerin tepat sebelum kakinya melangkah menuju pintu belakang.

Pandangan Seona yang semula mengikuti sosok Taerin, mendadak terlonjak kaget saat menghadap ke depan.

"Astaga!" Seona memejamkan matanya seraya mengelus dadanya berulang kali hingga ritme jantungnya kembali tenang.

Entah bagaimana Baekhyun sudah berdiri di hadapannya sambil celingak-celinguk mencari sesuatu. Sementara Seona malah mengikuti arah pandang Baekhyun. Tak mendapat apapun, Seona akhirnya bertanya,

"Apa yang sedang kau cari?" 

"Taerin dimana?" balasnya balik bertanya. Kedua netranya masih sibuk mencari-cari. "Bukannya tadi dia di sini? Aku lihat tadi, tapi kenapa sekarang hilang? Apa aku yang salah lihat?"

"Tidak, Taerin tadi memang di sini, tapi dia baru saja pergi ke belakang rumah," sahut Seona.

"Mau apa dia di luar?" Agaknya Baekhyun terkejut mendengarnya. "Ck, Apa dia tidak tahu kalau udara di luar dingin?" imbuhnya. Baekhyun berdecak kesal, namun Seona bisa lihat ada gurat cemas di wajahnya.

"Kalau mau tahu, cepat temui dia! Biasanya Perempuan tidak suka sendirian."

Baekhyun menoleh cepat ke arah Seona. Matanya membulat. "Benarkah?"

"Hm, Taerin juga seperti itu," kata Seona tampak meyakinkan.

"Benarkah?" Baekhyun terkejut untuk kedua kalinya.

"Hm," Seona mengangguk. "Aku tidak akan membual pada hal-hal semacam itu, apalagi tentang Taerin."

"T-tapi aku sering meninggalkannya sendirian," ungkap Baekhyun gugup. 

"Ck ck ck ...," Seona menggeleng. Ekspresi wajahnya ia lebih-lebihkan. "Taerin pasti kesal setengah mati padamu. Aku tidak yakin apa nanti dia masih mau menemuimu."

Lost in EXOplanet ✔Where stories live. Discover now