*43 | Snow Lotus

79 7 0
                                    


Seona pov

Dingin ... tapi hangat.

Setidaknya memang itu yang kurasakan saat berada di tempat ini. Hutan beku. Minseok adalah oknum yang mengajakku ke dunia putihnya. Sementara aku tidak bisa menolak ajakan laki-laki yang meminta dengan tatapan penuh harap itu.

Omong-omong, sudah lama tidak kemari lagi. Terakhir kali itu sudah beberapa bulan lalu. Dan sekarang telapak kakiku sudah dihadapkan pada salju putih yang lembut.

Jika kalian pikir kakiku sebentar lagi akan mati rasa, maka kalian salah. Tidak, kakiku tidak membeku hingga mati rasa, Sungguh. Rasanya seperti menginjak pasir pantai yang halus.

Tangan Minseok yang sengaja dia tautkan pada jemariku, semakin mengerat. Seperti enggan melepaskan.

"Saljunya tidak melukai kakimu 'kan?"

Aku mendengus napas jengah mendengar pertanyaan itu. Bagaimana tidak, Minseok selalu menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali. Entah yang satu ini sudah kali keberapa sejak awal aku memijakkan kaki di Hutan Beku ini.

Kepalaku menggeleng sebagai jawaban. Dan dia terlihat tertawa kecil seraya mengusak rambutku gemas. Hari ini Minseok sangat antusias saat aku mengiyakan ajakannya ke Hutan Beku. Buktinya senyumnya bahkan tidak luntur sedikit pun sejak tadi.

"Aku cuma tidak mau kau kedinginan," cicitnya lembut.

Dan aku hanya menampilkan senyum khasku.

Entah kemana arah tujuan kami. Yang pasti ini sudah cukup jauh. Tapi anehnya, aku tidak lelah. Tidak sedikit pun. Sebaliknya aku senang, meski ada kekhawatiran lain yang berusaha kututupi.

Iya, perihal laki-laki yang batang hidungnya belum juga tampak semenjak tiga hari yang lalu. Selama itu dia tidak lagi ada kabarnya. Minseok juga tidak tahu keberadaan Jongin. Sebenarnya pergi kemana dia? Kondisinya bahkan belum pulih sepenuhnya.

"Aku mau menunjukkan sesuatu. Kau mau lihat?" Suaranya membuyarkan segala pikiranku tentang Jongin.

"Hah? Apa?"

Minseok menghela napasnya, kemudian tersenyum. "Apa kau mau melihat sesuatu yang akan kutunjukkan?"

"Ohh ... pastinya. Aku penasaran, apa yang mau kau tunjukkan?" tanyaku kembali memasang wajah antusias.

Raut wajah Minseok sedikit berubah, hanya sedikit. Tapi aku menangkapnya. Entah bagaimana cara menjelaskan perubahan ekspresinya itu. Namun hal itu tak berlangsung lama, karena Minseok langsung menyambut pertanyaanku dengan senyuman lebarnya.

Dia sedang berpura-pura,

Sama sepertiku.

"Ayo ikut aku!" titahnya kembali menggenggam tanganku. Langkahku pasrah mengikuti jejaknya.

Aku tertawa melihat betapa semangatnya dia membawaku. Langkahnya semakin cepat hingga kakiku yang lebih pendek agak kewalahan mengejarnya.

"Pelan-pelan, jangan buru-- Akhh!!"

Iya itu jeritan tertahan dariku yang hampir saja mencium salju di bawahku.

Memalukan!
Jatuh hanya gara-gara tersandung kaki sendiri. Mau taruh di mana mukaku di hadapan laki-laki yang sudah berlutut di depanku ini?!

Dan yang tambah membuat wajahku merah menahan malu adalah ketika Minseok terkekeh pelan. Mungkin lebih tepatnya dia sedang menahan tawanya.

Wajahku memberenggut kesal bercampur malu. Sedangkan laki-laki ini langsung saja membelakangiku menunjukkan punggung lebarnya.

Lost in EXOplanet ✔Where stories live. Discover now