"Berisik !"

Sudah jadi kebiasaan bagi mereka saat datang ke sekolah disambut oleh banyak siswa disana. Ntah dari fans Seulgi, ataupun Doyoung. Meski mereka pemilik sekolah ini, namun mereka tak pernah menunjukkan sikap sombong dan menganggap mereka sama dengan siswa lainnya. Hal itulah yang membuat mereka dikagumi.

Seulgi berjalan menuju kelas dengan merangkul pundak Doyoung yang lebih tinggi darinya. Mereka juga menyapa siapa saja yang berpapasan dengannya, kadang juga menjaili siswa lain yang lagi jalan disana, namun mengapa tetap saja banyak yang menghormatinya.

"Dih, keknya lagi bahagia banget. Habis dapat undian mobil ya?" tanya Seulgi ketika melihat Lucas dan Yeri tengah asik berbicara bahkan tertawa keras.

"Eh lu gi. Ini, masa tadi si Lucas ngomong kalau dia suk ...." belum sempat menjelaskan, mulut Yeri sudah disumpal dengan kertas duluan sama Lucas.

"Eh, ngga ada apa apa kok gi. Barusan cuma ngobrolin arti bahasa Jepang yang aneh aneh," sahut Lucas.

"Oh, tapi kok itu harus banget disumpal ya?"

"Iya, karena tadi ngga sengaja bahas yang kotor gitu. Takutnya dia kebablasan ngejelasinnya," alibi Lucas dan Yeri hanya menatapnya tajam.

"Ih, ngeri gue. Jangan jangan, Lo berdua udah pernah ...." tebak Doyoung yang terpotong karena ada makhluk halus menyapa.

"Annyeong good pagi," sapa Jaehyun yang baru saja memasuki ruang kelas.

Pandangan mereka teralih pada lelaki berlesung pipi yang tengah berjalan menuju tempat duduknya. Entah mengapa ada yang aneh saja, masa tumben dia nyapa pagi pagi, biasanya juga hanya Padang muka datar kan.

"Jahe, Lo ngga salah makan kan hari ini?" tanya Wendy yang berjalan menghampiri Jaehyun. "Gila, seneng banget sumpah. Ternyata jahe bisa nyapa duluan."

"Heh, Lo tuh niat muji apa nyindir? Gini gini gue juga manusia yang bisa nyapa siapa aja kali."

"Ya mangap, kan biasanya lu jarang nyapa. Ngga kaya Tae tuh, yang lupa cara diam, masa ketemu tembok aja juga disapa."

Nah kan, Seulgi tiba tiba teringat kekasihnya, mantan maksudnya. Kemana dia? Ngga biasanya jam segini belum datang. Dia kan biasa berangkat pagi untuk sekedar membaca buku, menyirami bunga, atau menjahilinya.

"Jangan samain gue sama Tae. Beda tau ah, sampai kapan pun, gue ngga akan sama sama lelaki itu!"

"Dih, si jahe ngambek. Sok sokkan ngomong gitu, padahal mah aslinya mau mau aja. Bahkan dulu gue kira mereka bakalan homo, ternyata mah si Tae masih normal dan bisa suka adek gue," cibir Doyoung.

"Beda lah, gue ngga doyan ngerokok kaya dia."

Seulgi membulatkan matanya, Taeyong beneran ngerokok? Jelas jelas semua orang tau kalau Taeyong anaknya anti dengan asap rokok. Kenapa dia sekarang malah ngerokok, ngga ada kerjaan banget.

"Jangan ngaco kalau ngomong, ngga mungkin lah sahabat gue berani ngerokok gitu. Bau asapnya aja batuk, gimana mau ngerokok," balas Doyoung tak terima. Ia tahu betul bagaimana sifat sahabatnya dari jaman SD itu.

"Tau tuh, kalau iri karena dia banyak fans mah ngga gitu caranya."

"Ck gue serius, dia di warung mak'e barusan ngerokok. Gue juga bingung awalnya, masa selama gue makan bubur doang dia udah habis tiga batang."

Muka Jaehyun saat ini memang beneran serius. Sepertinya ia memang ngomong apa adanya tentang sahabatnya yang tiba tiba berubah seperti itu.

"Gila itu bocah, gegara putus sama Seulgi aja jadi gila kaya gitu. Miris," sahut Lucas sambil mengusap usap dada bidangnya.

YOUNG PAPA Where stories live. Discover now