Gadis itu dengan senang hati mengulurkan tangannya. "Kenalin kak, Jennie anak kelas sebelas vokal A."

"Lo sekolah di Choi juga kan ? Gue jamin Lo juga udah tau siapa gue."

"Taeyong!" tegur Tiffany.

"Ngga apa apa ma, emang bener kok. Siapa juga yang ngga kenal sama ketua basket Choi, kak Tae juga ketua ekskul dance yang kebetulan aku juga anggotanya ...."

"Wakil, ketua dance Seulgi. Kenal kan?"

"Anaknya Yoona?" tanya wanita itu. Sepertinya ia juga udah kenal dekat dengan bundanya Seulgi.

"Iya."

"Udah lah, ngga usah bahas Seulgi. Kalian makan aja."

Hampir setengah jam Taeyong gabut sendiri di cafe itu. Ia berusaha mencari cara agar bisa kabur dari perempuan perempuan dikelilingnya ini. Dan, akhirnya atau mungkin kebetulan iPhone nya berbunyi. Ia langsung mengangkatnya ditempat ia duduk, sengaja biar orang orang tau penting.

"Halo, ada apa?"

"Aduh mas, ini bibi bingung. Non Joy badannya panas banget mas, dan bibi udah telpon nyonya tapi nomornya ngga aktif. Bapak juga baru pulang dan mau bawa non Joy ke rumah sakit."

"Ya udah bi, bibi siapin semua dulu ya. Taeyong segera pulang. Bilangin papa, buat kasih obat Joy yang ada di belakang tas Joy dulu."

"Aduh den, badan non menggigil."

"Ok, Tae pulang sekarang bi."

Pip

"Joy sakit lagi?" Tiffany sungguh terkejut dengan apa yang dibicarakan di telpon tadi.

"Menurut mama? Kan tadi Seulgi datang juga untuk jaga Joy karena memang Joy beneran sakit," Taeyong meninggalkan Tiffany.

"Kak, tungguin mama," tanpa pamit terlebih dahulu, Tiffany pergi meninggalkan kedua wanita disana.

"Gampang banget itu orang dibodohi."

"Haha, emang bego dari sananya. Kamu manfaatin cowok kamu dengan baik nak, habiskan hartanya."

Seulgi membuka matanya karena sinar matahari pagi sudah menembus gorden kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seulgi membuka matanya karena sinar matahari pagi sudah menembus gorden kamarnya. Ia sedikit melirik jam di atas nakasnya. Betapa terkejutnya setelah tau jam menunjukkan pukul setengah tujuh.

"AAAAAAAAAAAAAAA, DUYUNG! KENAPA NGGA BANGUNIN SEULGI."

Gadis itu berlari menuju kamar mandi, ia hanya mencuci mukanya setelah itu mengganti piamanya dengan seragam sekolah.

Ia berlari menuruni tangga, yang pertama kali ia lihat adalah. Doyoung yang sudah tertawa terbahak bahak duduk di samping Yuri.

"Mami, kenapa ngga bangunin Seulgi. Kan jadinya kesiangan. Nanti kalau gerbang udah ditutup gimana?"

YOUNG PAPA Where stories live. Discover now