“Apa? Apa?! Nggak terima?? Ck, lo pikir gue peduli?! Cewek nakal kaya lo, emang pantes diginiin!!” gertak siswi itu meremas rambut Alexa geram, disusul tarikan kencang hingga Alexa memekik tertahan dan satu tetes air matanya luruh.

“Dih nangis, cengeng lo! Dasar jalang girang!! Hobi kok goda cowok orang! Kalo aja lo nggak goda cowok gue, nggak bakal dia cium lo bangsat!! Abis ini siapa lagi?! Om-om?? Bapak-bapak?? Kakek-kakek?! Cuih, amit-amit!!”

Alexa terus menggeleng membantah tuduhan itu dengan mulut terbungkam lakban. Dia tidak mengerti apa maksud dari pembicaraan siswi itu.

Kapan dia menggoda laki-laki? Kapan dia dicium oleh pacar siswi itu?? Demi apapun, Alexa merasa tidak pernah melakukan hal itu.

Cih, emang dasar muna!” sarkas siswi itu tajam. Ia menarik lakban yang membungkam mulut Alexa dengan cepat.

“Gue benci basa-basi. Kalian berdua, lakuin tugas sekarang!!” titahnya tegas, membuat dua pengikutnya spontan mengangguk patuh.

“Lepas, Tolong! Tolong!! Kalian jangan macam-macam, Aku bisa teriak!! Lepasin! Aku mohon...”

Dua siswi yang masih menahan lengan Alexa lantas mendorongnya paksa hingga gadis itu berdiri tepat didepan wastafel toilet yang aliran air nya tertutup rapat, membuat seluruh isi wastafel terbendung oleh air.

Siswi si pesuruh menyeringai penuh antusias, lalu melangkah menyusul.

Mereka bertiga tidak menyadari, bahwa terdapat celah pintu cukup lebar yang tidak tertutup rapat.

BYUUR!

Satu detik kemudian, satu ember berisikan air berhasil mengguyur seluruh tubuh Alexa hingga basah kuyup. Gadis itu menahan nafas, mengubur seluruh emosinya yang tertahan didalam hati.

Siswi berseragam ketat kembali beraksi untuk menjambak rambutnya sangat kuat hingga detik itu juga tangis Alexa pecah. Bukan hanya sakit fisik yang Alexa rasakan, tapi mentalnya juga ikut tergores.

“Jadi cewek nggak usah sok kecantikan!! Sampai kapan pun, lo masih tetap dibawah gue!! Nggak akan lebih unggul dari gue!! NGGAK AKAN!!!”

Dengan mata menyalang, siswi tersebut mendorong kepala Alexa hingga membenamkannya dikubangan air dalam wastafel.

Alexa spontan menahan nafas dan merapatkan bibir mencegah air untuk masuk ke tenggorokannya. Gadis itu terus menggeleng, mengisyaratkan bahwa dia tidak sanggup bertahan lama didalam air.

Bluum!

“Buat lo, yang udah lancang rebut milik gue!!” siswi itu menarik kepala Alexa kemudian menenggelamkannya lagi kedalam air.

Bluum!

“Buat lo, yang udah renggut semua kebahagiaan gue!!” selang beberapa detik, siswi itu melakukan hal yang sama.

Bluum!

“Buat lo, yang selalu bikin hidup gue hancur!!”

Kedua mata siswi itu mendelik tajam karena emosi.

Bluum!

“Dan buat lo, YANG BERANI-BERANINYA CIUM MILIK GUE!!! ALEXA ANJING, BANGSAT!! GUE NGGAK TERIMA, NGGAK AKAN TERIMA, AKHHH!!!”

Kali ini, siswa itu menjerit histeris lalu membenamkan kepala Alexa kedalam air tanpa mengizinkannya menghirup oksigen.

“KEPARAT!! MATI AJA SANA, MATI!!!”

Alexa terus menggeleng dan meronta saat nafasnya mulai sesak dan air  perlahan-lahan mulai masuk kedalam mulut saat bibirnya mulai terbuka. Naas, siswi itu tak kunjung menarik kepalanya. Dia justru kian menekan kepala Alexa lebih dalam. 

DIRGANTARA (SELESAI)Where stories live. Discover now