Bab 06: Epilog (TAMAT)

781 14 1
                                    

"Yang bicara begitu pastilah seorang maha pintar."

"Apakah kau ini manusia atau anjing betina, rasanya aku belum jelas benar. Aku cuma tahu satu hal."

"Satu hal apa?"

"Kutahu kita masih hidup, paling sedikit sekarang masih hidup."

"Dapat hidup berapa lama lagi?"

"Asalkan dapat hidup lagi satu jam jauh lebih baik daripada kau hidup seribu tahun."

"Kau salah!" kata si kuah daging mendadak.

"Oo?" Siau-hong melengak.

"Bisa jadi kalian masih dapat hidup satu setengah hari lagi."

"Oo!?" Siau-hong merasa tidak mengerti.

"Pulau ini sangat besar," kata si kuah. "Menurut perkiraan kami, sedikitnya ada sekian ribu dan sekian ratus tempat yang dapat digunakan bersembunyi."

"Dan? ...."

"Asalkan kalian dapat bersembunyi lebih dari satu setengah hari, mungkin juga kalian dapat hidup lagi satu setengah abad," tiba-tiba si kuah daging menjengek, "Cuma sayang, kalian pasti tidak dapat bersembunyi."

"Sebab apa?" tanya Siau-hong.

"Sebab sekalipun kalian adalah dua ekor semut, dalam waktu setengah jam saja, dia pasti dapat menemukan dan memites mati kalian."

"Kau atau dia?" Siau-hong menegas.

"Dia!"

"Kiukomu itu?"

"Ya!" sorot mata si kuah daging menampilkan rasa bangga dan sombong, "Bahkan dia bersedia memberi waktu setengah jam lebih dulu bagi kalian."

"Cara bagaimana memberinya?"

"Mulai saat ini, selama setengah jam dia pasti takkan memburu kalian!"

"Pasti, mutlak pasti?"

"Setiap patah katanya adalah serupa paku yang dipukulkan di dinding, satu paku satu titik dan tidak lebih."

"Aku menjadi percaya juga padanya!"

"Umpama engkau tidak percaya, orang yang tidur, di sampingmu itu tentunya percaya," mendadak suara si kuah daging berubah lembut. "Sebab sebelum ini rasanya dia juga pernah tidur di samping Kiukoku."

Siau-hong tetap tenang dan tidak merasa tersinggung. Bilamana cinta itu memang murni yang didasari saling percaya, tidak sesuatu hal lagi di dunia ini yang dapat menggoyahkan pikiran mereka.

Tapi kalau dikatakan sama sekali Liok Siau-hong tidak marah, hal ini juga tidak betul. Sedikitnya air mukanya rada berubah juga.

Si kuah daging tampak sedang tertawa.

"Inikah kata-kata yang sengaja hendak kau bicarakan padaku?" tanya Siau-hong.

Si kuah daging mengangguk.

"Baik, sudah kudengar seluruhnya."

"Sudah kau dengar seluruhnya setiap kata?"

"Ya."

"Apakah kau mau bertaruh denganku?"

"Bertaruh apa?" tanya Siau-hong.

"Aku berani bertaruh dalam waktu tiga jam Kiuko pasti dapat menemukan dirimu."

"Lalu akan memites mati diriku seperti dia memites semut?"

"Tepat!" kata si kuah daging.

-00-

Serial Pendekar Empat Alis (Gu Long)Where stories live. Discover now