Bab 09: Sabuk-sabuk yang Membawa Masalah

934 17 0
                                    

Tanggal 15 September, siang hari. Sinar matahari tampak berkilauan saat menyinari kota itu. Lu Xiao Feng berjalan keluar dari Jalan Ikan Mas dan mulai menelusuri jalan raya yang kuno tetapi tetap ramai itu. Walaupun ia tidak tidur malam sebelumnya, ia masih tampak penuh energi dan semangat.

Laki-laki dan perempuan berjalan mondar-mandir di jalanan dan pedagang besar dan kecil di kedua sisi jalan sedang sibuk menawarkan barang dagangannya. Walaupun ia lebih sering terlibat dalam masalah daripada yang bisa ia hitung, hatinya tetap dipenuhi oleh perasaan gembira. Karena ia menyukai manusia.

Ia menyukai wanita, ia menyukai anak-anak, ia suka bersahabat, ia selalu punya hati yang dipenuhi oleh kehangatan untuk semua orang. Orang-orang pun banyak yang menyukai dirinya. Pakaian di badannya mungkin agak kotor, tapi matanya tetap bersinar-sinar, ia tetap berdiri tegak dan bangga seperti sebelumnya. Wanita mana pun, dari usia 14 hingga 40 tahun, sekali melirik dirinya, diam-diam tentu akan meliriknya lagi untuk kedua kalinya.

Ia telah melepaskan sabuk-sabuk yang terlilit di pinggangnya dan meletakkannya di atas pundaknya. Dari 6 sabuk sutera, ia telah memberikan 2: satu pada Hwesio Jujur, satu lagi pada Tang Tian Zong.

Sekarang ia hanya berharap dapat menyingkirkan ke-4 sabuk sisanya sesegera mungkin. Satu-satunya pertanyaan yang menghalang adalah ia tidak tahu kepada siapa ia harus menyerahkan sabuk-sabuk itu. Di depan sana ada sebuah pertunjukan monyet yang baru saja hendak dimulai dan anak-anak segera mengerumuninya.

Seorang laki-laki tua berambut perak, sambil bertopang pada sebatang tongkat, berjalan perlahan-lahan keluar dari sebuah toko obat dan hampir ditabrak jatuh oleh dua orang anak kecil yang sedang berlari-lari ke tempat pertunjukan monyet itu.

Lu Xiao Feng segera berlari menghampiri dan memapahnya, mencegahnya jatuh.

"Bagaimana keadaanmu, Tuan?" Ia tersenyum.

Laki-laki tua itu terbungkuk-bungkuk, sambil berusaha mengambil nafas. Tiba-tiba, ia memalingkan kepalanya ke arah Lu Xiao Feng, mengedipkan mata, menjulurkan lidahnya, dan membuat muka setan.

Lu Xiao Feng terheran-heran. Ia telah banyak melihat kejadian-kejadian aneh, tapi belum pernah ia bertemu laki-laki tua yang membuat muka setan pada dirinya.

Waktu ia akhirnya memperhatikan mata laki-laki tua itu, ia hampir menjerit. Si Kong Zhai Xing! Ternyata laki-laki tua ini sebenarnya adalah samaran si "Raja Pencuri" yang tiada tanding dan tiada banding itu.

Walaupun ia berusaha untuk tidak menjerit, ia lalu mengerahkan sedikit tenaga di tangannya dan menjepit lengan atas si raja maling dengan keras.

"Bajingan kecil, kau pun muncul juga?" Ia berkata dengan suara yang rendah.

"Hehe, karena bajingan besar sepertimu telah muncul, mengapa bajingan kecil sepertiku tidak boleh berada di sini?"

Lu Xiao Feng menambah sedikit tenaga lagi dalam jepitannya: "Kau hendak mencuri salah satu sabuk suteraku?"

Wajah SiKong Zhai Xing berkerut-kerut karena kesakitan dan ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan marah.

"Tidak?"

"Tidak, aku benar-benar tidak mengincar sabuk suteramu itu."

Melihat tampangnya, Lu Xiao Feng akhirnya melepaskan jepitannya dan tersenyum.

"Kau sudah berganti profesi?"

"Tidak!" SiKong Zhai Xing menjawab, ia menghela nafas dan menggosok-gosok pundaknya itu.

"Jika kau belum berganti profesi, lalu mengapa kau tidak mencuri?"

"Aku sudah punya satu, mengapa aku masih harus mencuri satu lagi?"

Serial Pendekar Empat Alis (Gu Long)Where stories live. Discover now