Bab 01: Pesan Penting Dari Orang Tak Dikenal

1.8K 20 0
                                    

Musim gugur. Pohon maple di gunung telah berubah menjadi rimbunan dedaunan berwarna merah, kilauan jalan raya sekarang telah ditutupi oleh sebuah lapisan putih. Akhir musim gugur telah dekat.

Tanggal 13 September. Tepat sebelum fajar tiba. Li Yan Bei melangkah keluar dari kantor nomor 12 dari ke-30 buah kantornya dan berjalan dengan cepat menelusuri jalan raya yang masih tertutup kabut. Satu kendi arak Bambu Hijau dan satu jam berjalan-jalan tampaknya tidak memberikan efek yang melelahkan bagi dirinya.

Ia memiliki tinggi 2 m dengan bangun tubuh yang amat besar dan kuat serta membayangkan tenaga yang luar biasa. Pada wajahnya yang serius, beralis hitam, bermata tajam dan berhidung bengkok selalu terlihat mimik muka yang seram, persis seperti seekor macan tutul yang baru melompat keluar dari semak belukar.

Siapa pun, tidak perduli orangnya, akan merasa sedikit segan dan takut bila mereka kebetulan bertemu dengannya, dan ia sendiri memang selalu bersikap garang.

Sejak 10 tahun yang lalu, ia telah menjadi salah satu orang yang paling berkuasa di kota kuno ini. Segerombolan orang mengikutinya pada jarak kira-kira 5 m di belakangnya, tampaknya mereka harus berlarian untuk bisa mengiringinya. Di dalam kelompok orang ini terdapat ketua dan pegawai-pegawai dari 3 buah perusahaan ekspedisi terbesar di seluruh ibukota ini, serta ketua-ketua organisasi bawah tanah dari kota-kota di luar ibukota, belum lagi bendahara-bendahara dan bos-bos dari perusahaan-perusahaan bisnis yang paling sukses dan rentenir-rentenir di kota itu.

Di situ juga terdapat beberapa orang yang telah menetap di kota ini lebih dari 10 tahun yang lalu tapi tidak ada orang yang tahu mengenai latar belakang mereka.

Mereka adalah orang-orang setengah umur yang kaya dan sukses, dan sebenarnya tidak seorang pun dari mereka yang mau meninggalkan kehangatan rumah mereka untuk berkeliling di jalan raya yang udaranya dingin menusuk tulang saat di pagi hari begini. Tapi mereka harus ikut berjalan-jalan seperti ini setiap pagi.

Karena Li Yan Bei suka berjalan-jalan setiap pagi sebelum fajar selama paling sedikit satu jam. Tempat ini memang boleh disebut sebagai kerajaannya. Selama berjalan-jalan, matanya akan selalu tajam dan penilaiannya akan selalu akurat. Ia selalu suka kalau orang-orang kepercayaannya mengikuti di belakangnya sehingga ia bisa memberikan instruksi pada mereka selama di perjalanan. Di samping itu, hal ini telah menjadi kebiasaannya selama bertahun-tahun. Persis seperti sidang pagi hari yang diadakan Kaisar, tidak perduli kau menyukainya atau tidak, kau tidak boleh ketinggalan.

Sejak Ketua "Perusahaan Ekspedisi Yang Mengguncangkan Dunia", Golok Emas Feng Kun diseret olehnya turun dari ranjang dan diceburkan ke sebuah sungai yang airnya sedang beku di suatu pagi yang dingin, tidak ada lagi yang tidak mau ikut dalam acara jalan-jalan ini walau satu kali pun.

Matahari pagi masih belum naik, angin masih membawa udara malam yang dingin, dahan-dahan pohon di pinggir jalan telah lama berguguran daunnya, dan embun di daun yang gugur telah berubah menjadi selapis es musim gugur.

Tinju Li Yan Bei terkepal erat saat ia berjalan dari tembok luar dinding kota ke pusat kota yang tepat berada di luar gerbang depan.

"Sun Chong!" Tiba-tiba ia berseru.

Segera seorang laki-laki setengah umur berbaju sasterawan dan berkumis tipis berlari keluar dari rombongan orang-orang di belakangnya dan menghampirinya. Ia adalah salah satu orang terbaik dan paling terkenal di bawah komando Li Yan Bei, tidak lain dari kepala "Aula Kepuasan", tempat pembuatan senjata yang terkenal di seluruh China.

"Bukankah aku telah memberimu perintah sejak 15 tahun yang lalu untuk tidak mengambil bisnis Da Zong lagi?" Li Yan Bei bertanya dengan suara suram. Ia tidak memperlambat langkahnya dan menunggu Sun Chong untuk menyusulnya, bahkan ia pun tidak memandang pada orang itu.

Serial Pendekar Empat Alis (Gu Long)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang